TEMPO Interaktif, Jakarta:Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto, mengungkapkan pascatsunami ada peningkatan jumlah anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Para tahanan yang lepas diduga banyak yang bergabung kembali. "Ada peningkatan sedikit, dari evaluasi kita kemarin, saat tsunami banyak tahanan yang lepas dan mereka bergabung kembali," ujar Endriartono sesaat sebelum mengikuti Rapat Kabinet di Kantor Presiden, Kamis (12/5). Disamping adanya peningkatan GAM, Endriartono juga mengakui TNI kehilangan banyak senjata terutama saat tsunami menghancurkan beberapa asrama Polri. Mengenai hal ini, dia juga menegaskan, senjata-senjata sudah direbut kembali oleh TNI. Mengenai status darurat sipil di Aceh, apakah diperpanjang atau tidak, ia menyatakan sampai saat ini masih ada perampokan, penculikan maupun penyerangan dari pihak GAM. Mereka juga masih meminta pajak nanggroe dengan menggunakan senjata, sehingga TNI masih menganggap perlu adanya jaminan keamanan dari gangguan GAM. TNI sendiri, lanjut Endriartono, tidak mempermasalahkan apakah pemerintah memperpanjang atau menghentikan darurat sipil. Namun, "Kam masih melihat realitas di lapangan GAM itu masih ada," kata dia. Hal itu masih dirasa sebagai gangguan, baik terhadap masyarakat maupun proses rekonstruksi dan rehabilitasi di Aceh. "Kami tidak ingin proses rekonstruksi dan rehabilitasi tersendat hanya karena adanya gangguan keamanan," ungkapnya. Sebelumnya, Pemerintah sudah merencanakan akan membentuk tim kecil untuk mengkaji dan memberikan rekomendasi kepada Presiden apakah status darurat sipil diperpanjang atau tidak. Mengenai hal itu, Endriartono mengungkapkan dirinya belum mengetahui secara jelas tugas maupun anggota tim kecil itu. "Menko Pol Hukam yang menentukan," jawabnya singkat. Sunariah