TEMPO Interaktif, Jakarta:Kantor Wilayah IV Bea dan Cukai Jakarta akan mereekspor 20 kontainer limbah bahan beracun dan berbahaya (Limbah B3) paling lambat dalam waktu sebulan sejak proses ekspose kepada media massa. "Secepatnya, kalau bisa bulan ini,"kata Kepala Bidang Pencegahan dan Penyidikan Kanwil IV Bea dan Cukai Jakarta, Yusuf Indarto saat melakukan ekspose Limbah B3 kepada wartawan di Terminal Peti Kemas 2 Jakarta International Container Terminal (JICT) I Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (10/9). Kontainer yang ada berisi bekas kardus berwarna cokelat dan plastik. Selain itu, nampak pula beberapa botol kemasan, dan tas kulit berwarna hitam. Namun, sebagian besar sampah didominasi oleh kertas koran dan majalah asing. Karena berada dalam kondisi kering, mereka mengeluarkan debu berwarna biru. Selain itu, juga tercium bau bahan kimia yang cukup menyengat. Tetapi, bau itu pelan-pelan menghilang setelah kontainer cukup lama dibuka. Menurut Indriyanto, yang harus bertanggungjawab melakukan reekspor adalah agen pelayarannya. Agen pelayaran, diketahui bernama PT. Container Maritime Activities (PT. CMA). "Pokoknya limbah ini harus keluar,"ujarnya. Dokumen yang ada menerangkan bahwa kontainer berisi waste paper unsorted-mixed paper. Kontainer ini dibawa oleh Kapal CSCL Felixstowe Voy.SX100E Belanda. "Namun, setelah di cek pemasok yang di blacklist,"katanya. Shipper kontainer ini bernama Grosvenor Waste Management Limited. Ironisnya, importirnya yakni PT NIP beralamat fiktif."Atas dasar itulah kami lakukan pemeriksaaan dan itu terbukti limbah B3,"kata Indarto. Ia juga telah memerintahkan Kepala Kantor Pelayanan II Tanjung Priok untuk segera mengembalikan kontainer itu kepada negara asalnya yakni, Belanda. Ewo Raswa
Bea Cukai Siapkan Berbagai Strategi Penuhi Target Penerimaan Tahun 2019
26 September 2019
Bea Cukai Siapkan Berbagai Strategi Penuhi Target Penerimaan Tahun 2019
Bea Cukai menyiapkan sejumlah strategi untuk dapat menjalankan salah satu fungsinya sebagai revenue collector. Hal ini dianggap sebagai extra effort untuk mengoptimalkan penerimaan.