TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog dari Universitas Gadjah Mada, Daud Aris Tanudirjo, meragukan koin yang ditemukan di situs Gunung Padang, Cianjur, Jawa Barat, disebut sudah berusia 5.200 sebelum Masehi. (Baca: Koin Gunung Padang Diduga Berumur 5200 Tahun)
Sebab, kebudayaan logam di Indonesia baru muncul 500 sebelum Masehi. Kebudayaan tersebut dibawa dari Vietnam. "Itu pun baru logam yang konvensional, jadi belum kebudayaan logam yang luar biasa," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Jakarta, Kamis, 18 September 2014.
Ia juga meragukan kepeng itu akan ditemukan di lapisan tanah yang sama. Musababnya, proses pencariannya melalui pengeboran. "Kadang-kadang sulit memastikan apakah berasal dari lapisan yang sama," tutur Daud.
Dengan pengeboran, menurut Daud, sering kali reruntuhannya ikut ke bawah. "Saya sering mengalami seperti itu." (Baca: Teliti Situs Gunung Padang, Dialokasikan Rp 24 T)
Senin lalu, koin berwarna hijau kecokelatan ditemukan saat proses pengeboran di teras lima pada kedalaman 11 meter. Koin tersebut terangkat melalui saluran pembuangan limbah, sehingga tidak mengalami kerusakan. (Baca: Kunjungan Wisatawan ke Gunung Padang Dibatasi)
Menurut Daud, klaim terhadap usia koin tersebut terlalu dini. Daud pun meminta para arkeolog yang meneliti Gunung Padang melakukan verifikasi secara terbuka. "Karena ada saja bagian yang dihilangkan agar temuan tersebut tetap dianggap berusia tua. Ini sering terjadi," kata Daud.
Arkeolog dari Balai Besar Bandung, Lutfi Yondri, mengatakan koin tersebut tidak berbeda jauh dengan uang yang dikeluarkan pemerintahan kolonial Belanda pada 1945. dua koin tersebut mempunyai banyak kesamaan, terutama motif gawangan.
SINGGIH SOARES
Berita Lain:
Melawan ISIS, AS Bakal Kerahkan Pasukan Darat
Pria Terkaya Rusia Dikurung di Dalam Rumah
Prancis Larang Masuk Warga dari 'Negara Teroris'
Berita terkait
Putri Ariani Masuk Fakultas Hukum UGM: Butuh Setahun Berpikir
29 Juli 2024
Putri Ariani mengungkapkan alasannya memilih melanjutkan pendidikan di Fakultas Hukum UGM.
Baca SelengkapnyaKKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan
9 Maret 2024
Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.
Baca SelengkapnyaHampir 1.000 Pegawai UGM Terima Penghargaan Purnabakti dan Kesetiaan
18 Januari 2024
Sebanyak 907 dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Gadjah Mada atau UGM menerima penghargaan kesetiaan dan purnabakti.
Baca Selengkapnya5 Sikap UGM Terkait Surat Edaran Larangan LGBT Dekan Fakultas Teknik
29 Desember 2023
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran, Wening Udasmoro, menegaskan UGM telah memiliki sikap dan posisi yang tegas terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaHeboh Beras Plastik, Pakar di UGM Jelaskan Mengapa Nasi Bisa Memantul
11 Oktober 2023
Wakil Ketua Pusat Halal UGM Nanung Danar Dono menyebut informasi yang beredar di media sosial terkait peredaran beras plastik adalah hoaks.
Baca SelengkapnyaTim Bimasakti Racing Team UGM Kembangkan Mobil Formula Hybrid
25 Januari 2023
Tim Bimasakti Racing Team Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dilaporkan telah memulai riset teknologi hybrid untuk mobil formula.
Baca SelengkapnyaPuluhan Mahasiswa UGM Terima Beasiswa Freeport
5 Oktober 2022
50 mahasiswa UGM menerima beasiswa untuk satu semester sebesar Rp 5 juta dan 10 mahasiswa asal Papua menerima beasiswa biaya kuliah hingga lulus,
Baca SelengkapnyaTongkat Pintar Untuk Lansia dan Tunanetra Karya Mahasiswa UGM
16 September 2022
pengembangan tongkat pintar UGM bermula dari keinginan tim menciptakan alat sederhana dengan banyak fungsi untuk memudahkan lansia dan tunanetra.
Baca SelengkapnyaPengamat Teknologi Informasi UGM Sebut Aktivitas Bjorka Hacktivism, Apa Itu?
14 September 2022
Pakar Teknologi Informasi UGM menilai apa yang dilakukan Bjorka sinyal kritik pemerintah untuk bebenah diri.
Baca SelengkapnyaMahasiswa UGM Ciptakan Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon
13 September 2022
ekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan prototipe alat pendeteksi kekeroposan pada pohon yang diberi nama G-Ber.
Baca Selengkapnya