TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengatakan tidak ada pentingnya melakukan pemilihan kepala daerah melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Apalagi, hingga kini belum ada bukti sahih bahwa pilkada langsung telah gagal total.
"Indikasi gagal adalah andai partisipasi pemilih di bawah 50 persen," cuit Mega melalui akun Twitter miliknya, @MegawatiSSP, pada Senin sore, 15 September 2014.
Perwakilan penghubung atau liaison officer partai banteng, Sudyatmiko, membenarkan bahwa akun itu memang milik Megawati (baca: Tiga Rambu dalam Pilkada oleh DPRD). Dalam cuitnya itu, Mega melanjutkan tolok ukur kegagalan berikutnya adalah pembangunan yang minim, "Serta pelayanan publik terabaikan."
Kenyataannya, Mega berpendapat, tidak ada tanda-tanda semua hal itu terjadi setelah penyelengaraan pilkada langsung di era Reformasi. Mega berpendapat kepala daerah yang menjadi pilihan rakyat akan sanggup melayani warganya. "(Ini) wujud kehadiran negara sedekat mungkin di sisi rakyat." (Baca: Bupati Ini Terima Suap untuk Lunasi Utang Pilkada)
Pilkada oleh rakyat, kata Mega, akan menyenangkan rakyat. "Sedang, pilkada oleh parlemen dikhawatirkan jadi ajang melayani parlemen," kata dia.
Kemarin malam, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga Ketua Umum Partai Demokrat mengatakan bahwa partainya belum mengambil sikap terhadap polemik Rancangan Undang-Undang Pemilihan Umum Kepala Daerah.
Menurut SBY, dalam beberapa hari ini, partai berlambang mirip logo bintang mercy ini akan mengeluarkan keputusan final. "Kalau tetap mempertahankan pilkada langsung, pasal-pasalnya akan tegas dan mengikat terhadap ekses selama ini," kata SBY dalam wawancara pribadi yang diunggah ke media sosial YouTube.com. (Baca: Mahasiswa: Pilkada oleh DPRD Rampas Harapan Rakyat)
Menurut dia, selama 10 tahun Demokrat juga mencatat sejumlah masalah dan kelemahan sistem pilkada langsung. Beberapa di antaranya adalah maraknya politik uang, penyingkiran kelompok yang berseberangan dengan tokoh terpilih, dan konflik horizontal. Ekses buruk pilkada langsung, menurut SBY, menjadi cikal bakal pemikiran sistem pemilihan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Opsi lain yang menjadi kemungkinan pilihan Demokrat adalah mendukung pemilihan tidak langsung di tingkat provinsi, sedangkan pemilihan langsung tetap diselenggarakan di tingkat kabupaten atau kota. Dasarnya, gubernur adalah perpanjangan pemerintah pusat sehingga bisa melalui pilkada tidak langsung.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | FRANSISCO ROSARIANS
Terpopuler
Ahok Minta Lulung Diam, tapi Ada Syaratnya
SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Suryadharma: Ketua PPP Mendatang Harus ke Prabowo
Pilkada Langsung Boros? Ini Bantahannya
Menelisik Pengurusan Pelat Nomor Cantik Mobil Mewah
Berita terkait
Gerindra Bersiap Usung Prabowo di Pilpres 2024, PDIP Baru Siapkan Kader
11 Agustus 2020
Sejumlah kader Gerindra meminta Prabowo kembali maju sebagai capres 2014, sedangkan PDIP masih melakukan kaderisasi dan pematangan calon pemimpin.
Baca SelengkapnyaCara Jokowi Hindari Angka 2 Saat Ucapkan Ulang Tahun ke Megawati
23 Januari 2019
Jokowi mengucapkan selamat kepada Megawati yang berulang tahun ke-72. Tapi Jokowi menghindari menyebut angka 2.
Baca SelengkapnyaPPP Bersedia Mendukung PDIP di Pilgub Sumut dengan 4 Syarat
10 Januari 2018
PDIP butuh dukungan PPP untuk menggenapi syarat mengusung calonnya di pilgub Sumut.
Baca SelengkapnyaPDIP Tunjuk Ahmad Basarah Ketua Tim Pemenangan Gus Ipul-Puti
10 Januari 2018
Sebelumnya nama Ahmad Basarah sempat disebut bakal dicalonkan sebagai wakil gubernur dari PDIP.
Baca SelengkapnyaPDIP Sambut Baik Keputusan Gerindra Dukung Gus Ipul
10 Januari 2018
Dengan bergabungnya Gerindra ke kubu Gus Ipul, maka koalisi ini merupakan koalisi pertama antara Partai Gerindra dan PDIP dalam pilkada 2018.
Baca SelengkapnyaGus Ipul-Puti Guntur Soekarno, PKS Tetap Bergabung dengan PDIP
10 Januari 2018
Presiden PKS Sohibul Iman menegaskan partainya tetap mendukung Gus Ipul dan Puti Guntur Soekarno di Pilgub Jatim 2018.
Baca SelengkapnyaPDIP Resmi Usung Puti Guntur Soekarno Dampingi Gus Ipul
10 Januari 2018
PDIP memutuskan untuk mengusung Puti Guntur Soekarno setelah mendapat masukan dari Gus Ipul serta pesan dari kiai, alim ulama, dan tokoh masyarakat.
Baca SelengkapnyaDi HUT PDIP, Jokowi Ingatkan Pejabat Tak Tergiur Tawaran Politik
10 Januari 2018
Presiden Jokowi mengatakan bahwa kader PDIP dan pejabat pemerintah masih harus bekerja keras karena banyak tugas yang belum usai.
Baca SelengkapnyaKesal dengan Hoax, Megawati: Kalau Mau Tempur, Mari secara Jantan
10 Januari 2018
Megawati menyebut pihak-pihak yang menggunakan hoax untuk menjatuhkan lawan politik sebagai pengecut.
Baca SelengkapnyaDukung Saifullah Yusuf, PKS Siap Kerja Sama dengan PDIP
10 Januari 2018
PKS akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan koalisi pendukung Saifullah Yusuf di Pilgub Jatim 2018.
Baca Selengkapnya