Karyawan PTPN VII Jadi Tersangka Pembakar Lahan

Reporter

Senin, 15 September 2014 16:51 WIB

Sejumlah petugas pemadam kebakaran berugas di antara rerumputan yang terbakar di Lake Hughes, California (2/6). Api yang merembet cepat membakar hutan dan rumah di kawasan ini. (AP Photo/Reed Saxon)

TEMPO.CO, Palembang - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan berhasil menangkap dua pelaku pembakar lahan di Kabupaten Ogan Ilir, Selasa pekan lalu. Mereka adalah pegawai dan pimpinan lapangan di perusahaan perkebunan PTPN VII.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Sumatera Selatan Komisaris Besar R. Djarod Padakova mengatakan polisi akan terus mendalami kasus tersebut sampai menemukan dalang utamanya. Di lain pihak, Dinas Perkebunan meminta bupati dan wali kota untuk membekukan izin usaha perkebunan.

"Kalau tidak salah jabatannya sebagai mandor di perusahaan," kata Djarod Padakova, Senin, 15 September 2014. (Baca: Hotspot di Sumatera Selatan Terus Bertambah)

Kedua tersangka tersebut memiliki inisial W dan S dan ditangkap di area perkebunan. Kedua tersangka diduga secara sengaja membakar lahan tebu milik PTPN VII. Sebelumnya, kedua pelaku masih berstatus sebagai saksi. Saat ini pelaku sudah ditahan di Polda untuk pengembangan kasus. "Statusnya kita tingkatkan sesuai bukti yang kami temukan," ujar Djarod.

Para pelaku akan dijerat dengan Pasal 26 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan. Mereka diancam hukuman 10 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar.

Atas temuan ini, kata Djarot, polisi terus menggelar patroli udara untuk memantau aksi kebakaran lahan yang sedang marak terjadi di beberapa kabupaten di Sumatera Selatan itu. "Masih ada kemungkinan tersangka akan bertambah karena kebakaran lahan tidak hanya terjadi di Ogan Ilir, tetapi masif hampir di semua kabupaten."

Kepala Dinas Perkebunan Sumatera Selatan Fakhrurrozi meminta bupati dan wali kota membekukan izin usaha perkebunan yang terbukti melakukan pelanggaran. Selain itu, dia juga berharap pimpinan di daerah selektif dalam mengeluarkan izin. "Karena yang mengeluarkan izin itu mereka di daerah, bukan gubernur," kata Fakhrurrozi.

Terkait luas area kebun terbakar selama musim kemarau ini, Fakhrurrozi belum dapat memastikan. Pasalnya, dari hari ke hari terdapat lahan maupun hutan yang terbakar. Namun, hingga minggu lalu dia menerima kabar hanya sekitar 23 hektar lahan kebun terbakar. "Persisnya di kebun milik PT Makin Grup di Musi Banyuasin." (Baca juga: Kebakaran Hanguskan 629 Hektare Hutan Kalteng)

PARLIZA HENDRAWAN

Berita Lain




SBY Bingung Disalahkan Soal RUU Pilkada
Koalisi Merah Putih Jalani Strategi Bumi Hangus
Pilkada Langsung Boros? Ini Bantahannya
Menelisik Pengurusan Pelat Nomor Cantik Mobil Mewah




Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

22 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

47 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

51 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

52 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

52 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

52 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

53 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

57 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya