Warga Temui Pemodal Desak Batalkan PLTU Batang

Reporter

Sabtu, 13 September 2014 10:09 WIB

Ribuan warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah melakukan aksi menolak rencana pembangunan PLTU di jalan Pahlawan, Semarang. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Jakarta - Dua warga Batang, Jawa Tengah, yakni Rodi dan Taryun, terbang ke Tokyo, Jepang, pekan lalu. Bukan untuk plesiran, tapi mau menemui orang-orang penting yang dianggap punya andil dalam megaproyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Proyek itu didirikan di Batang, tempat Rodi dan Taryun tinggal selama ini.

Didampingi juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia, Arif Fiyanto, dan Wanyu Nandang dari Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Rodi dan Taryun menemui pihak Japan Bank for International Cooperation (JBIC). JBIC merupakan pemodal proyek PLTU Batang.

Tak hanya bertemu dengan JBIC, Rodi dan Taryun juga menjadwalkan pertemuan dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Ekonomi Jepang serta dua perusahaan Jepang, yaitu Itochu dan J-Power, yang terlibat dalam poyek US$ senilai 4 miliar.

Dalam pertemuan, Roidi danTaryun menyuarakan penolakan mereka dan warga Batang atas kehadiran megaproyek PLTU. Roidi yang berasal dari Desa Kranggeneng dan Taryun dari Desa Ponowareng tak ingin kehadiran PLTU malah menyengsarakan hidup mereka.

Pertemuan yang dirancang sejak awal membuahkan hasil. "Cukup berhasil. Kami bisa langsung bertemu dan berbincag dengan beberapa perwakilan dari pemerintah Jepang," kata Arif saat dihubungi, Sabtu, 13 September 2014. "Mereka mendengar pendapat dan alasan penolakan dua warga Batang."

Roidi, seperti dituturkan Arif, mengharapkan pertemuan itu akan berlanjut dengan pembatalan pembangunan PLTU di Batang.

Kedatangan mereka ke Jepang atas undangan dari lembaga swadaya masyarakat asal Negeri Sakura bidang lingkungan yang tergabung dalam FoE Jepang, Jacses, Kikonet, dan Nindja (Network for Indonesia Democracy Japan). Mereka menilai Indonesia rentan terkena dampak perubahan iklim.

"Indonesia merupakan salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Memaksakan pembangunan PLTU di Batang sama dengan mempercepat laju perubahan iklim di negara kepulauan itu," tutur Hozue Hatae, juru kampanye iklim dan pembangunan Jepang.

Jika terus dipaksakan, ujar Hozue Hatae, megaproyek ini menjadi simbol buruk hubungan kerja sama antara Indonesia dan Jepang.

REZA ADITYA




Baca juga:
Wagub untuk Ahok, Begini Kata Sutiyoso
Junta Thailand Perberat Hukuman Bagi Penghina Raja
Forum Film Bandung Bakal Umumkan Artis Terpuji
Slamet Meletus, Radius 4 Km Dilarang Beraktivitas

Berita terkait

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

7 jam lalu

Kebun Sawit Anak Usaha Sinarmas Diduga Terabas Cagar Alam Kelautku Kalimantan Selatan

Kebun sawit PT SKIP Senakin Estate, anak usaha Sinarmas, diduga menerabas hutan Cagar Alam Kelautku, Kalimantan Selatan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

9 jam lalu

Ratusan Ribu Hektare Sawit Ilegal Kalimantan Tengah akan Diputihkan, Dinas Perkebunan Mengaku Tidak Dilibatkan

Lebih dari separo lahan sawit di Kalimantan Tengah diduga berada dalam kawasan hutan. Pemerintah berencana melakukan pemutihan sawit ilegal.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

4 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Alih Muatan Ikan Ilegal, Greenpeace Desak Pemerintah Hukum Pelaku dan Ratifikasi Konvensi ILO 188

Greenpeace meminta KKP segera menghukum pelaku sekaligus mendesak pemerintah untuk meratifikasi Konvensi ILO 188 tentang Penangkapan Ikan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

4 hari lalu

Greenpeace Apresiasi KKP Tangkap Kapal Transhipment dan Mendesak Usut Pemiliknya

Greenpeace Indonesia mengapresiasi langkah KKP yang menangkap kapal ikan pelaku alih muatan (transhipment) di laut.

Baca Selengkapnya

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

20 hari lalu

Kepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?

Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

21 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

24 hari lalu

Penggemar K-Pop Minta Hyundai Mundur dari Investasi penggunaan PLTU di Kalimantan

Penggemar K-Pop global dan Indonesia meminta Hyundai mundur dari investasi penggunaan PLTU di Kalimantan Utara.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

32 hari lalu

Terpopuler: Grab Evaluasi SOP Pelayanan Buntut Kasus Pemerasan, Pesawat Jet Pribadi Harvey Moeis untuk Sandra Dewi

Terpopuler: Grab Indonesia evaluasi SOP pelayanan buntut kasus pemerasan, deretan barang mewah dari Harvey Moeis untuk artis Sandra Dewi.

Baca Selengkapnya

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

35 hari lalu

Komitmen Iklim Uni Eropa Dipertanyakan, Kredit Rp 4 Ribu Triliun Disebut Mengalir ke Perusak Lingkungan

Sinarmas dan RGE disebut di antara korporasi penerima dana kredit dari Uni Eropa itu dalam laporan EU Bankrolling Ecosystem Destruction.

Baca Selengkapnya

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

35 hari lalu

Rp 19.842 triliun Kredit Global ke Grup Perusahaan Berisiko Iklim, Ada RGE dan Sinarmas

Walhi dan Greenpeace Indonesia mengimbau lembaga keuangan tidak lagi mendanai peruhasaan yang terlibat perusakan lingkungan dan iklim.

Baca Selengkapnya