TEMPO Interaktif, Jakarta:Hasil penelitian Tim Pakar Audit Kesehatan Masyarakat Kasus buyat dan Ratotok menyimpulkan, belum cukup bukti yang mengindikasikan logam berat seperti arsenik dan merkuri menimbulkan penyakit di kawasan Teluk Buyat, Sulawesi Utara. Penelitian yang dipimpin Prof. Dr. Haryoto Kusnoputranto itu juga menyimpulkan tidak ada hubungan antara kandungan logam berat yang terdapat di dalam tubuh manusia dan penyakit yang di sebabkannya. Kesimpulan lainnya menyatakan kandungan logam berat seperti arsenik dan merkuri yang terkandung dalam tubuh masyrakat Buyat masih jauh dari ambang batas normal. Namun, tim peneliti juga tidak menutup mata dengan kenyataan yang ada, bahwa sebagian besar penduduk Buyat terjangkit berbagai penyakit. "Kami juga mengungkapkan fakta, ternyata 80% penduduk di sana terjangkit berbagai penyakit,” tegas Haryoto di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jum’at (6/5).Penelitian yang dilakukan pada Oktober hingga November 2004 itu tujuannya untuk membuktikan ada atau tidaknya efek gangguan kesehatan yang disebabkan bahan pencemar. Yang dikaji dalam penelitian ini, papar Haryoto, adalah hubungan antara arsenik, merkuri, dan antimon terhadap gangguan kesehatan. Tujuan khususnya untuk mengetahui pola penyakit di wilayah Buyat dengan meneliti kandungan merkuri, arsenik, dan antimon di dalam darah dan rambut. Tim peneliti berpendapat tonjolan yang timbul pada masyarakat Buyat bukan disebabkan arsenik. "Efek dari arsenik setahu saya dan literatur yang ada bukan tonjolan seperti itu," tandas Haryoto. Menurut dia, jika kandungan arsenik terlalu banyak dalam tubuh, akan timbul pengerasan pada lapisan kulit luar di tangan atau kaki, dan pigmentasi seperti kulit menjadi hitam atau timbul bercak putih. Agar dapat diketahui penyebab timbul tonjolan di tubuh masyarakat Buyat, ia menyarankan dilakukannya penelitian periodik. Hasil penelitian tim itu rencananya akan diserahkan ke Departemen Kesehatan, Departemen Lingkungan Hidup, dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.Yudha Setiawan
5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif
28 Agustus 2023
5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif
Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.