Penyakit di Buyat Bukan Disebabkan Logam Berat

Reporter

Editor

Jumat, 6 Mei 2005 18:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Hasil penelitian Tim Pakar Audit Kesehatan Masyarakat Kasus buyat dan Ratotok menyimpulkan, belum cukup bukti yang mengindikasikan logam berat seperti arsenik dan merkuri menimbulkan penyakit di kawasan Teluk Buyat, Sulawesi Utara. Penelitian yang dipimpin Prof. Dr. Haryoto Kusnoputranto itu juga menyimpulkan tidak ada hubungan antara kandungan logam berat yang terdapat di dalam tubuh manusia dan penyakit yang di sebabkannya. Kesimpulan lainnya menyatakan kandungan logam berat seperti arsenik dan merkuri yang terkandung dalam tubuh masyrakat Buyat masih jauh dari ambang batas normal. Namun, tim peneliti juga tidak menutup mata dengan kenyataan yang ada, bahwa sebagian besar penduduk Buyat terjangkit berbagai penyakit. "Kami juga mengungkapkan fakta, ternyata 80% penduduk di sana terjangkit berbagai penyakit,” tegas Haryoto di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jum’at (6/5).Penelitian yang dilakukan pada Oktober hingga November 2004 itu tujuannya untuk membuktikan ada atau tidaknya efek gangguan kesehatan yang disebabkan bahan pencemar. Yang dikaji dalam penelitian ini, papar Haryoto, adalah hubungan antara arsenik, merkuri, dan antimon terhadap gangguan kesehatan. Tujuan khususnya untuk mengetahui pola penyakit di wilayah Buyat dengan meneliti kandungan merkuri, arsenik, dan antimon di dalam darah dan rambut. Tim peneliti berpendapat tonjolan yang timbul pada masyarakat Buyat bukan disebabkan arsenik. "Efek dari arsenik setahu saya dan literatur yang ada bukan tonjolan seperti itu," tandas Haryoto. Menurut dia, jika kandungan arsenik terlalu banyak dalam tubuh, akan timbul pengerasan pada lapisan kulit luar di tangan atau kaki, dan pigmentasi seperti kulit menjadi hitam atau timbul bercak putih. Agar dapat diketahui penyebab timbul tonjolan di tubuh masyarakat Buyat, ia menyarankan dilakukannya penelitian periodik. Hasil penelitian tim itu rencananya akan diserahkan ke Departemen Kesehatan, Departemen Lingkungan Hidup, dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.Yudha Setiawan

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

28 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

46 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya