TEMPO Interaktif, Mataram:Selama dua bulan, Maret dan April, PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP)-perusahaan milik pemerintah--Cabang Lembar, Nusa Tenggara mengalami kerugian Rp 600 juta lebih. Kerugian ini terjadi setelah pemerintah menaikkan tarif angkutan laut di atas 10 persen yang berdampak anjloknya pengguna jasa kapal. Pemerintah lewat Departemen Perhubungan menaikkan jaa angkutan laut per 1 Februari lalu. Namun, kenaikan tarif itu memicu aksi demo besar-besaran para penguna jasa laut dan berakhir rusuh di Pelabuhan Lembar. Akibatnya, pihak PT ASDP, Dinas Perhubungan NTB (mewakili Pemerintah Provinsi NTB) mengeluarkan kebijakan. Di antaranya selama satu bulan, mulai 1 Februari hingga 29 Februari menerapkan diskon 20 persen untuk pengguna jasa kapal, terutama untuk bus dan truk barang.Tarif normal baru diberlakukan pada 1 April lalu hingga sekarang. Namun, pemberlakukan tarif baru ini, berdampak pada anjloknya pengguna jasa kapal, untuk penyeberanganjalur Pelabuhan Lembar, Lombok Barat ke PelabuhanPadangbai, Karangasem, Bali. Data di bagian operasional ASDP Lembar, untuk bus yang biasanya bisa mencapai 24 bus per hari, kini hanya 13 bus per harinya atau anjlok di atas 35 persen. Biasanya bus yang menyeberang jurusan Mataram-Bali -Surabaya-Semarang dan Jakarta. Begitu juga dengan truk barang untuk bulan Maret tercatat sebanyak 1.111 truk tapi bulan April anjlok menjadi hanya 781 truk. Biasanya truk-truk barang itu mengangkut hasil kebun, pertanian dan ternak. Jika dihitung, komponen kerugian itu, berasal dari pemberian diskon 20 persen selama satu bulan, penurunan pemakai jasa kapal dan dampak dari aksi demo yang sempat merusak sarana pelabuhan yang dikelola PT ASDP Lembar. "Jelas kita rugi besar itu,"ujar Kepala Kantor Cabang PT ASDP Lembar, Jon Suhatril, di kantornya, Rabu (4/5) siang.Sujatmiko