Dampak Merapi, Kemalang dan Cangkringan Dikosongkan

Reporter

Selasa, 9 September 2014 18:59 WIB

Gunung Merapi terlihat jelas di pagi hari dari kawasan Kaliadem, kecamatan Cangkringan, kabupaten Sleman, Yogyakarta, 20 Juni 2014. TEMPO/Suryo Wibowo.

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sebagian daerah di Kecamatan Kemalang di Klaten, Jawa Tengah, dan Kecamatan Cangkringan di Sleman, Yogyakarta, harus dikosongkan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, sebagian daerah di dua kecamatan itu masuk kategori lindung 2 (L2) karena masuk dalam kawasan rawan bencana alam geologi dan terkena dampak langsung letusan Gunung Merapi.

"Ada perlindungan maksimal terhadap manusia, permukiman, dan infrastruktur. Jadi daerah itu benar-benar dikosongkan," kata Direktur Penataan Ruang Wilayah Nasional Kementerian Pekerjaan Umum Budi Situmorang dalam sosialisasi perpres tersebut di Hotel Shantika Yogyakarta, Selasa, 9 September 2014.

Data Dinas Pekerjaan Umum, Permukiman, dan Energi Sumber Daya Mineral DIY, sebagian daerah Kecamatan Cangkringan tersebut meliputi lima desa. Yaitu sebagian Glagaharjo, Kepuharjo, Umbulharjo, Argosari, dan Wukirharjo.

Kepala Dinas PU dan ESDM DIY Rani Sjamsinarsi menjelaskan, semula ada 2.739 kepala keluarga yang menghuni kawasan tersebut. Saat ini tinggal 588 kepala keluarga yang bertahan.

Sedangkan daerah yang masuk Kemalang, menurut Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jawa Tengah Maladiyanto, adalah Desa Balerante. Ada 165 kepala keluarga yang masih bertahan di sana. Salah satu upaya untuk memberikan perlindungan adalah dengan membangun jalur evakuasi. (Baca: Status Gunung Merapi Normal, Warga Tetap Waspada)

Budi menambahkan, meskipun kawasan L2 harus kosong dari permukiman, tidak menutup kemungkinan bisa dipergunakan untuk pertanian. Hanya saja tetap ada upaya pengendalian pemanfaatan ruangnya. "Pengendalian bukan berarti tidak boleh atau larangan. Ada ketentuannya. Kalau merusak, arahannya tidak boleh," kata Budi.

Saat ini, DIY menunggu tindak lanjut dari perpres tersebut berupa penyusunan rencana detail dari tata ruang kawasan Taman Nasional Merapi. Penyusunannya diserahkan kepada pemerintah Sleman.

"Itu kewajiban Sleman. Kalau perlu pertolongan, pemerintah DIY akan turun tangan," kata Rani. Rani mengatakan, zona L2 tersebut, disesuaikan pemanfaatan ruangnya dari kegiatan permukiman yang diatur dalam perpres secara bertahap dalam jagka waktu tiga tahun.

"Jangan diartikan Kementerian PU mengharuskan lokasi tersebut kosong. Tapi itu daerah bahaya yang akan dilewati aliran lahar," kata Rani.

PITO AGUSTIN RUDiANA

Berita Terpopuler:

PKS Blunder Usung Pilkada Tak Langsung
Ketemu Sudi Silalahi, Rini Minta Maaf
Demi Prabowo, PKS Setuju Pilkada Lewat DPRD
Jokowi: RUU Pilkada Potong Kedaulatan Rakyat

Berita terkait

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

16 jam lalu

Monyet Ekor Panjang Muncul di Pemukiman Sleman yang Berjarak 10 KM dari Gunung Merapi

Memasuki bulan kemarau awal Mei ini, warga di Dusun Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman Yogyakarta dikagetkan dengan kemunculan sejumlah monyet ekor panjang

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

15 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

19 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

22 hari lalu

Libur Lebaran Hampir Selesai, Sleman Siapkan Sederet Event untuk Dongkrak Jumlah Wisatawan

Sleman menggelar sejumlah atraksi, mulai dari kesenian tradisional hingga pentas musik pada 13 hingga 15 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

37 hari lalu

Pasar Takjil Lereng Gunung Merapi Disiapkan Jadi Embrio Festival Kuliner Libur Lebaran

Pasar takjil di Kaliurang lereng Gunung Merapi akan diubah menjadi Festival Kuliner Kaliurang selama libur Lebaran.

Baca Selengkapnya

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

38 hari lalu

Banyak Jalur Rawan di Sleman Yogyakarta, Jembatan Lereng Merapi Diusulkan Dihapus dari Google Maps

Pemudik dan wisatawan diminta cermat memilih jalur yang aman saat ke Sleman, Yogyakarta, tak semata mengandalkan Google Maps.

Baca Selengkapnya

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

47 hari lalu

Awan Hujan Minim, Kondisi Perairan Selatan Yogyakarta Juga Diprediksi Lebih Ramah Pekan Ini

Wisatawan yang berencana melancong ke Yogyakarta pekan ini diprediksi dapat menikmati kondisi cuaca yang lebih cerah dibanding pekan lalu.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

55 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

59 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

4 Maret 2024

Erupsi Gunung Merapi: Jarak Luncur Awan Panas Melebihi Kebiasaan

Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas. Tiga dari tujuh awan panas guguran tadi sore jarak luncurnya melampaui 2.000 meter.

Baca Selengkapnya