TEMPO.CO,Surakarta - Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Forum Solo Hijau mengeluhkan langkah Pemerintah Kota Surakarta menebang puluhan pohon di Hutan Kota Manahan. Sekretaris Forum Solo Hijau, Arrafi Kusuma Rahman, mengatakan pohon-pohon tersebut ditebang untuk mempermudah pendaratan helikopter yang akan membawa atlet penerjun payung.
Sejak sekitar tiga pekan lalu, sejumlah atlet terjun payung mengadakan latihan di kawasan Stadion Manahan, Surakarta. Para atlet tersebut berlatih mendarat dengan tepat di titik tertentu yang disiapkan di tengah lapangan. Sebuah helikopter disiagakan untuk membawa para atlet terjun payung ke udara.
Latihan tersebut digelar untuk menyambut penyelenggaraan World Military Parachuting Championship (WMPC) ke-38 pada 17-28 September 2014 di Surakarta.
"Hanya agar helikopter bisa mendarat, puluhan pohon harus ditebang. Ini jelas merusak lingkungan," kata Arrafi dalam aksi menolak penebangan pohon di Sriwedari, Ahad, 7 September 2014.
Menurut Forum Solo Hijau, sedikitnya 30 pohon ditebang di Hutan Kota Manahan. Arrafi menuding Pemerintah Kota menebang pohon secara serampangan, sehngga timbul kekhawatiran pohon itu mati. "Pohon-pohon itu ditebang sampai habis. Kami khawatir tidak bisa tumbuh lagi," ucapnya.
Dia mengatakan pohon-pohon besar diperlukan sebagai peneduh dan paru-paru kota. Jika pepohonan terus ditebangi, kota akan semakin panas dan tingkat pencemaran udara kian tinggi.
"Kami minta tidak ada lagi penebangan pohon dengan alasan apa pun, kecuali membahayakan karena pohon sudah tua," katanya. Ia berharap pemerintah melestarikan keberadaan hutan kota lain, seperti di kawasan Taman Makam Pahlawan Jurug dan Pedaringan.
Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo membantah pemerintah Surakarta telah menebang puluhan pohon di Hutan Kota Manahan. Dia menegaskan, pemerintah hanya memotong dahan-dahan yang dinilai mengganggu pendaratan helikopter.
"Juga mengepras (memangkas) kalau dinilai terlalu tinggi dan membahayakan helikopter," ucapnya. Ia mengatakan, sebagai tuan rumah kejuaraan internasional, Kota Surakarta sudah semestinya memberikan pelayanan terbaik bagi peserta. "Keselamatan atlet penerjun payung menjadi prioritas utama," ujarnya. Karena itu, bukan masalah jika ada pohon yang terpaksa dipapras.
Pantauan Tempo di kawasan Hutan Kota Manahan, ada belasan pohon yang terlihat dipangkas. Masih banyak pohon besar yang dibiarkan berdiri.
12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan
6 hari lalu
12 Ribu Kebun Darmex Group Diduga Terobos Kawasan Hutan Riau, Akan Diputihkan
Riau menjadi provinsi dengan kebun sawit bermasalah paling luas di Indonesia. Berdasarkan catatan Greenpeace sekitar 1.231.614 hektare kebun kelapa sawit di Riau berada di kawasan hutan. Salah satu perusahaan kelapa sawit yang diduga melakukan perambahan kawasan hutan adalah PT Palma Satu, anak perusahaan Darmex Group.