Capres Prabowo Subianto (kiri) dan Cawapres Hatta Rajasa (kanan) memberi hormat pada bendera merah putih saat upacara peringatan HUT ke-69 Kemerdekaan RI di Cibinong, Jabar, 17 Agustus 2014. ANTARA/Prasetyo Utomo
TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden, Prabowo Subianto, mengatakan sidang sengketa pemilu presiden di Mahkamah Konstitusi telah menunjukkan banyaknya kecurangan dalam pelaksanaan pemilu presiden. "Saya rasa rakyat sudah tahu bahwa bukti-bukti kecurangan sudah sangat besar," kata Prabowo seusai mengikuti upacara peringatan Kemerdekaan RI di Nusantara Polo Club, Bogor, Ahad, 17 Agustus 2014. (Baca: Hamdan Zoelva Tak Takut Pengerahan Massa Prabowo-Hatta)
Prabowo berujar apa pun bentuk kecurangan yang terjadi selama pemilu presiden akan menjadi catatan buruk dalam sejarah demokrasi di Indonesia. "Proses pemilu presiden lalu merupakan pelajaran sejarah bagi kita semua," katanya. (Baca: Menebak Isi Hati Megawati di 17 Agustus)
Lantaran adanya dugaan kecurangan itulah, Prabowo mengajukan gugatan ke Mahkamah Konstitusi. Sebab, Prabowo menjelaskan, dia tidak ingin bangsa Indonesia didirikan di atas pondasi kebohongan dan kecurangan. "Setiap negara yang dipimpin oleh kebohongan dan kecurangan pasti hasilnya tidak baik," tuturnya. (Baca: Ahok: Merdeka Itu Enggak Korupsi)
Bagi calon presiden nomor urut satu ini, makna kemerdekaan Indonesia yang ke-69 adalah momentum untuk membuat bangsa Indonesia semakin sejahtera dan disegani oleh bangsa lain di dunia. "Indonesia di usia ke-69 sudah mempunyai harga diri dan kita semua pantas menghormatinya. Jika bukan kita yang menghormati siapa lagi," katanya. (Baca: Hari Kemerdekaan RI, Ini Arti Kemerdekaan bagi Jokowi)
