TEMPO Interaktif, Jakarta:Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi, di depan puluhan kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara Asia Afrika, meminta maaf atas agresi dan pemerintahan kolonial yang pernah menyebabkan kerusakan dan penderitaan rakyat di negara-negara Asia. "Sejak akhir Perang Dunia II, Jepang tidak pernah lagi menjadi kekuatan militer, namun menjadi sebuah kekuatan ekonomi dengan prinsip pendekatan yang damai," katanya saat menyampaikan pandangan di Konferensi Asia Afrika Jumat (22/4) siang, Jakarta. Menurut Koizumi, kebangkitan Jepang setelah kekalahan di Perang Dunia II, adalah juga berkat bantuan masyarakat Internasional. Karena itu, Jepang telah dan akan terus membantu kawasan Asia-Afrika dengan penekanan pada pengembangan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, dan pembangunan sanitasi, serta pemajuan tingkat kesehatan, termasuk penanganan isu air bersih dan penyakit berbahaya, di samping bidang perdagangan dan investasi. Jepang menyampaikan tiga poin yang dipandang penting untuk dikerjakan bersama, yaitu pembangunan ekonomi, perdamaian dan memajukan kerjasama internasional. "Kami akan terus berusaha menyediakan bantuan pembangunan resmi (official development assistance) 0.7 persen dari pendapatan nasional bruto kami," kata Koizumi. Hal ini adalah sebagai kontribusi untuk memenuhi Sasaran Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDG)."Dalam lima tahun mendatang, kami akan menyediakan AS$ 2,5 milyar untuk membantu penghindaran bencana, dan langkah-langkah rekonstruksi di Asia, Afrika dan kawasan lain," lanjut Koizumi. Ibnu Rusydi
Dosen Hubungan Internasional Unair: Indonesia Bisa Ajak Negara Peserta KAA untuk Tekan Israel
24 November 2023
Dosen Hubungan Internasional Unair: Indonesia Bisa Ajak Negara Peserta KAA untuk Tekan Israel
Rumah Sakit Indonesia di Gaza berada dalam kondisi luluh lantah akibat serangan oleh Israel, peristiwa tersebut pun turut direspon oleh Dosen HI Unair.