TEMPO Interaktif, Palangkaraya: Puluhan rumah warga transmigran eks proyek lahan gambut (PLG) sejuta hektar di Desa Dadahup Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, terendam banjir sejak Minggu (17/4). Air menggenangi rumah, ladang mereka hingga setinggi 50 sentimeter. Warga tidak dapat bekerja di ladang atau mencari rotan. Mereka mengandalkan hidup dari hasil panen tahun kemarin. Menurut Sudibyo, 44 tahun, warga transmigrasi Desa Dadahup, mengungkapkan banjir di tempat tinggal mereka sebenarnya hampir selalu terjadi setiap tahun, tapi pemerintah setempat tak peduli. “Kami tidak bisa berbuat apa-apa selain berharap air cepat surut,“ kata Sudibyo, Selasa (19/4).Terjadinya banjir di lokasi eks PLG yang saat ini terbengkali ini karena sejumlah saluran induk (primer) di pemukiman transmigrasi, dan bermuara ke Sungai Barito saat ini kondisinya mengalami pendangkalan . Saluran sekunder (terusan) yang merupakan anak sungai saluran primer juga mengalami hal yang sama. Ini diperparah lagi dengan pintu air saluran primer di muara sungai tidak berfungsi sempurna. Penjabat Gubernur Kalteng Sondjuangon Sitomorang mengatakan Pemerintah Kabupaten Kapuas sudah mendirikan posko terapung di atas kapal kayu di lokasi banjir. ”Posko terapung akan membantu warga dan memenuhi segala keperluan mereka seperti sembako, beras dan obat-obat serta memberikan informasi kepada pemkab Kapuas.” karana ww