Suasana konferensi pers terkait video deklarasi ISIS di Tangerang, Banten, 7 Agustus 2014. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama Said Aqil Siradj menilai pergerakan paham Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke Indonesia menunjukkan gampangnya ajaran dan pemahaman baru masuk ke negeri ini. (Baca: Pendukung ISIS Menyebar dari Jawa sampai Sulawesi)
"Indonesia lagi ada keterbukaan yang sebebas-bebasnya, maka segala sesuatu mudah masuk dengan bebas," kata Said saat ditemui di kantor PBNU di Kramat Raya, Jakarta, Jumat, 8 Agustus 2014. (Baca: BIN: 56 Orang dari Jawa Timur Bergabung ISIS)
Apa pun jenis ajarannya, menurut Said, pasti akan mengundang ketertarikan dan memiliki pengikut baru. "Pasti akan ada, seperti yang kita tahu ada pengikut agama baru, nabi baru, ajaran baru. Indonesia ini pasar yang lumayan. Ini jadi pasar yang terbuka." Baca: Dukungan terhadap ISIS di Nusakambangan Terbelah)
Namun, ujar Said, keterbukaan semacam ini bisa mengancam Indonesia. Karena itu, tutur ia, penting bagi pemerintah untuk meningkatkan keamanan dan bertindak tegas dalam menindak kelompok-kelompok fundamental yang dapat mengancam stabilitas negara.
Pihak NU, kata Said, memiliki cara untuk menangkal masuknya pemikiran atau ajaran baru, terutama di kalangan anak muda. "Kami menjaga-jaga agar NU yang muda tidak tertarik. Kami meredam radikalisasi. Bagian teror harus polisi yang bergerak," ujar Said. (Baca: Pendiri Kamp Militer di Aceh Pendukung Utama ISIS)