Seorang warga menghapus mural bergambar bendera ISIS di tembok makam yang berada di kawasan Tipes, Solo. TEMPO/Ahmad Rafiq
TEMPO.CO, Karanganyar -Dukungan terhadap keberadaan ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) bermunculan di Surakarta dan sekitarnya. Di Surakarta, ditemukan grafiti dukungan terhadap ISIS di beberapa lokasi, seperti di kawasan Tipes. (Baca: Mural ISIS di Solo Mulai Dibersihkan)
Grafiti serupa muncul pula di beberapa lokasi di Tawangmangu, Karanganyar. Misalnya, di pos retribusi di kawasan wisata dan di jalan tembus Karanganyar-Magetan. (Baca: Diduga TerkaitISIS, Masjid di Malang Disegel)
Panglima Daerah Militer IV Diponegoro Mayor Jenderal Sunindyo menyebutkan basis pendukung ISIS di Jawa Tengah ada di Surakarta dan sekitarnya. “Kami mewaspadai Solo dan sekitarnya,” katanya selepas memberikan pengarahan kepada bintara pembina desa (babinsa) di Markas Komando Distrik Militer Karanganyar, Kamis, 7 Agustus 2014.
Tapi, Sunindyo tidak akan memerintahkan tentara menyisir kawasan yang dicurigai sebagai lokasi pendukung ISIS lantaran hal ini menjadi kewenangan kepolisian. “Kalau ada yang dicurigai, sudah ada aspek hukumnya. Biar polisi yang bertindak,” ucapnya.
Ia menegaskan, tentara hanya membantu meringankan tugas polisi, misalnya, ikut memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang bahaya ISIS. Dia memerintahkan 35 ribu tentara di Komando Daerah Militer IV Diponegoro agar aktif menjelaskan hal itu kepada masyarakat.
“Terutama babinsa, harus memberitahu masyarakat agar tidak terpengaruh dengan ISIS. Gerakan itu sudah dilarang pemerintah,” ujarnya.
Sunindyo meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan. Misalnya, meminta tamu yang menginap agar melapor ke perangkat pemerintahan setempat. “Jangan sampai kecolongan,” katanya. Babinsa juga diminta rutin mendatangi sekolah-sekolah dan pondok pesantren untuk menanamkan jiwa nasionalisme.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengakui ada kemungkinan ISIS sudah masuk ke Karanganyar. Hal itu dibuktikan dengan munculnya grafiti dukungan di Tawangmangu. “Tapi saya kira belum berkembang. Karena itu, harus kita cegah,” ucapnya.
Ia menilai ISIS tidak cocok dengan budaya Indonesia yang penuh toleransi. Sebab, ISIS tidak menerima pendapat kelompok lain yang berbeda paham. (Baca: Siapa Bachrumsyah, Pria dalam Video PendukungISIS)