Kurir Bom Azahari Tak Tahu Jaringan Pendukung ISIS  

Reporter

Kamis, 7 Agustus 2014 07:30 WIB

Seorang warga menghapus mural bergambar bendera ISIS di tembok makam yang berada di kawasan Tipes, Solo. Mural sejenis ditemukan di beberapa titik di kota ini. TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Malang - Narapidana terorisme yang telah menjalani pembebasan bersyarat, Muhammad Cholily, mengaku tak mengetahui gerakan pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS). Selama di dalam Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru Malang, ia mengaku tak mendapatkan informasi apa pun tentang ISIS lantaran akses informasi narapidana terorisme dibatasi.

Densus 88 Anti Teror dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sempat menemui Cholily pada bulan puasa lalu. Mereka menanyakan mengenai jejaring ISIS. Namun, "Saya jawab tak tahu. Informasi sangat terbatas karena di dalam lapas tak boleh membawa HP," kata Cholily, Rabu, 6 Agustus 2014.

Ia juga tak mengetahui dukungan terhadap ISIS dideklarasikan di Malang. Kelompok Ansharul Khilafah menggelar deklarasi dan membaiat para pendukungnya di Dusun Sempu, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, pada 20 Juli 2014. (Baca: Pemerintah Dinilai Telat Tangkal ISIS)

Ia mengaku tak pernah berkomunikasi lagi dengan jaringan terorisme Dr Azahari setelah ditahan. Setelah menjalani masa pembebasan bersyarat, ia bakal menjauhi jejaring terorisme dan memilih hidup damai bersama keluarganya. Cholily tengah mencari kerja untuk menafkahi hidup keluarganya. (ISIS akan Hancurkan Ka'bah)

Cholily alias Yahya merupakan anggota jaringan teroris pimpinan Dr Azhari dan Noordin M Top. Dia dikenal sebagai kurir bom yang diproduksi Azahari. Densus 88 Anti Teror menangkapnya di perbatasan Semarang-Demak pada 9 November 2005. Dari keterangan Cholily, polisi berhasil menemukan markas persembunyian Dr Azahari di Jalan Flamboyan, Kota Batu.

Saat ini di LP Lowokwaru terdapat tujuh narapidana terorisme, di antaranya Agung yang terlibat dalam terorisme di Poso. Dua narapidana terorisme dipindahkan dari Markas Brimob Kelapa Dua ke Lembaga Pemasyarakatan Lowokwaru Malang pada 23 April 2014. Kedua narapidana, yakni Fadli Sadama, 47 tahun, alias Muis, dan Tamrin, 35 tahun, alias Muhammad Tamrin alias Ramli. Mereka dipindahkan dari Jakarta.

Empat narapidana terorisme lainnya dipindahkan dari Markas Komando Brimob Kepala Dua Depok pada 7 Juli 2014. Keempatnya adalah Budi Utomo alias Slamet alias Sarto dihukum 10 tahun penjara, Wagiono alias Gandhi divonis 10 tahun, Agung Fauzi alias Lukman alias Junaedi divonis 9 tahun, Sutrisno alias Park Trimo alias Pak Dokter alias Pak Mantri dihukum 8 tahun penjara. Mereka adalah anggota kelompok teroris yang dipimpin Abu Roban.

EKO WIDIANTO

Berita terkini
iPhone 6 Diluncurkan 9 September
5 Artis yang Pernah Bermasalah dengan Ibunya
Rio Haryanto Incar Lima Besar GP2



Berita terkait

Warga Afghanistan Didakwa Rencanakan Teror Saat Hari Pilpres AS

27 hari lalu

Warga Afghanistan Didakwa Rencanakan Teror Saat Hari Pilpres AS

Warga negara Afghanistan bernama Nasir Ahmad Tawhedi (27) didakwa oleh pengadilan federal Amerika Serikat atas dugaan rencana teror pada pilres AS

Baca Selengkapnya

Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima

58 hari lalu

Peran 2 Terduga Teroris Anggota JAD yang Ditangkap Densus 88 di Bima

Densus 88 Antiteror menangkap laki-laki inisial LHM dan DW di Bima, Nusa Tenggara Barat.

Baca Selengkapnya

Wakil Direktur CIA Ungkap Ada Rencana Serangan Teror ISIS di Konser Taylor Swift di Austria

30 Agustus 2024

Wakil Direktur CIA Ungkap Ada Rencana Serangan Teror ISIS di Konser Taylor Swift di Austria

Wakil Direktur CIA mengungkap rencana serangan teror di konser Taylor Swift di Austria telah berhasil digagalkan. Terduga pelaku anggota ISIS

Baca Selengkapnya

Kanselir Jerman Olaf Scholz Janji Tingkatkan Angka Deportasi setelah Penikaman oleh ISIS

27 Agustus 2024

Kanselir Jerman Olaf Scholz Janji Tingkatkan Angka Deportasi setelah Penikaman oleh ISIS

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan insiden penikaman terbaru di Solingen merupakan "terorisme terhadap semua pihak".

Baca Selengkapnya

Kepolisian Jerman Menahan Terduga Pelaku Penikaman

25 Agustus 2024

Kepolisian Jerman Menahan Terduga Pelaku Penikaman

Terduga pelaku adalah anggota ISIS dan melakukan penikaman untuk membalas dendam umat Muslim Palestina yang tertindas.

Baca Selengkapnya

Antek ISIS Tikam 4 Sipir Penjara hingga Tewas di Rusia

24 Agustus 2024

Antek ISIS Tikam 4 Sipir Penjara hingga Tewas di Rusia

ISIS kembali meneror Rusia dengan menyandera sipir dan narapidana. Mereka berhasil dilumpuhkan oleh Badan Keamanan Rusia.

Baca Selengkapnya

Kewarganegaraannya Dicabut Mahkamah Agung Inggris, Ini Sosok Shamima Begum

10 Agustus 2024

Kewarganegaraannya Dicabut Mahkamah Agung Inggris, Ini Sosok Shamima Begum

Mahkamah Agung Inggris resmi mencabut status kewarganegaraan Shamima Begum sehingga membuatnya stateless.

Baca Selengkapnya

Inggris Cabut Kewarganegaraan Shamima Begum

8 Agustus 2024

Inggris Cabut Kewarganegaraan Shamima Begum

Shamima Begum kehilangan kesempatan terakhirnya untuk mendapatkan kembali status kewarganegaraan Inggris setelah diputus oleh Mahkamah Agung

Baca Selengkapnya

Fakta tentang 3 Remaja Tersangka Rencana Pembunuhan di Konser Taylor Swift

8 Agustus 2024

Fakta tentang 3 Remaja Tersangka Rencana Pembunuhan di Konser Taylor Swift

Tiga remaja terkait ISIS telah ditetapkan menjadi tersangka rencana pembunuhan di konser Taylor Swift di Wina, Austria.

Baca Selengkapnya

Konser Taylor Swift di Wina Dibatalkan karena Ancaman Teror ISIS

8 Agustus 2024

Konser Taylor Swift di Wina Dibatalkan karena Ancaman Teror ISIS

Tiga konser Taylor Swift di Austria dibatalkan karena ada indikasi teror ISIS.

Baca Selengkapnya