Perekrutan ISIS Sasar Kawasan Multikultural  

Senin, 4 Agustus 2014 04:25 WIB

Foto yang beredar di media sosial, disebut-sebut sebagai acara baiat Abu Bakar Ba'asyir untuk mendukung ISIS di Lapas Nusakambangan. Dirjen Lembaga Pemasyarakatan sedang melakukan pengecekan dari mana asal-usul foto ini dan akan melakukan sidang tim pengamat Lapas untuk mengevaluasi kenapa ada kamera bisa masuk ke lapas Nusakambangan. Istimewa

TEMPO.CO, Yogyakarta - Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Yogyakarta Ambar Anto meminta masyarakat dan pemerintah mewaspadai munculnya bibit gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di kawasan-kawasan masyarakat majemuk (plural society). "Kawasan majemuk potensial menjadi target gerakan ini karena dianggap bisa menggoyang dan mempengaruhi stabilitas daerah lain," kata Ambar kepada Tempo, Jumat petang, 1 Agustus 2014. (Baca: 2 Juta WNI Disebut Sudah Dibaiat ISIS)

Profil kawasan majemuk itu, Ambar melanjutkan, bisa daerah-daerah yang menjadi tujuan pendatang. Misalnya Yogyakarta yang tiap tahun didatangi beragam profesi, khususnya ribuan calon mahasiswa, pelajar, dan pencari kerja. "Masyarakat yang heterogen dan beragam ini jika tak diberi informasi memadai bakal mudah dipengaruhi untuk ikut gerakan, tak peduli tingkat pendidikannya apa, mereka bisa loyal," katanya. (Baca: Ini Respons Amir Syamsudin Soal Blokir Video ISIS)

Beredarnya video adanya warga negara Indonesia yang mengajak masyarakat bergabung dengan ISIS di media YouTube dinilai Ambar hanya salah satu cara yang diupayakan kelompok itu. "Mereka pasti juga pakai cara one by one, pendekatan langsung," kata Ambar, yang juga Wakil Ketua Ansor Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sekretaris Gerakan Ahmadiyah Indonesia Kota Yogyakarta, Mulyono, mengungkapkan gerakan ISIS ini sebenarnya sudah lama ada. Hanya terus berganti-ganti nama dan pelaku. "Sejak sepuluh tahun yang lalu, gerakan semacam ini pun sudah berupaya masuk Yogya," kata Mulyono.

Ia melihat gerakan ini ingin membangun kekhilafahan Islam secara internasional dengan merekrut kader sebanyak-banyaknya dan melakukan berbagai tindakan, termasuk kekerasan. "Modelnya mirip dengan paham yang dianut Jemaat Ahmadiyah Internasional, tapi kami yakin tidak laku dijual karena zaman sudah berubah," ujarnya. (Baca: Video ISIS, Menteri Amir Minta Penjelasan Tifatul)

Mulyono menuturkan kelompok ISIS yang kini dikabarkan mulai banyak terdeteksi di sejumlah wilayah Jawa hingga Sumatera itu hanya bisa mudah masuk dan merekrut kalangan kelompok garis keras. "Karena yang dirasa sepaham, kalau awam akan sangat sulit," katanya.

Warga Gerakan Ahmadiyah pun mendesak pemerintah dan aparat tetap berlaku sesuai porsinya tatkala mulai muncul adanya teror yang mengatasnamakan agama, apa pun bentuknya. "Penegakan hukum setegas-tegasnya jadi kunci gerakan seperti itu agar tak berkembang," kata Mulyono. (Baca: ISIS Incar Anggota Organisasi Radikal)

PRIBADI WICAKSONO







Terpopuler
Beredar Foto Ba'asyir Dibaiat Dukung ISIS
Ini Alasan Kominfo Belum Blokir Video ISIS
Kepanasan, Bayi 11 Bulan Tewas dalam Mobil
Polisi Klaim Miliki Identitas Aktor di Video ISIS

Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

NU Ingin Pasang Stiker di 169 Ribu Rumah di Depok, Ini Maksudnya

16 Desember 2023

NU Ingin Pasang Stiker di 169 Ribu Rumah di Depok, Ini Maksudnya

Apa yang dilakukan di Kota Depok serentak dilakukan di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat dengan pemasangan stiker seluruhnya di 2,7 juta rumah.

Baca Selengkapnya

Terancam Disiplin PKB, Yaqut Mengaku Belum Dapat Surat Panggilan

2 Oktober 2023

Terancam Disiplin PKB, Yaqut Mengaku Belum Dapat Surat Panggilan

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan belum mendapat surat dari PKB soal rencana pendisiplinan dirinya.

Baca Selengkapnya

Eks Pacar Mario Dandy Datangi Polda Metro, Sebut Kuasa Hukum Sudutkan Amanda sebagai Pembisik

27 Maret 2023

Eks Pacar Mario Dandy Datangi Polda Metro, Sebut Kuasa Hukum Sudutkan Amanda sebagai Pembisik

Amanda disebut sebagai eks pacar Mario Dandy, sebelum tersangka penganiayaan D, anak pengurus Gerakan Pemuda Ansor ini menjadi kekasih AGH.

Baca Selengkapnya

Penganiayaan Anak Pengurus Ansor, Bermula dari Mario Dandy Dapat Informasi Temannya Diperlakukan Tak Baik

25 Februari 2023

Penganiayaan Anak Pengurus Ansor, Bermula dari Mario Dandy Dapat Informasi Temannya Diperlakukan Tak Baik

Polisi telah menetapkan Mario Dandy Satriyo sebagai tersangka dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya

GP Ansor Bela Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Faizal Assegaf: Saya Tidak Takut

9 November 2022

GP Ansor Bela Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, Faizal Assegaf: Saya Tidak Takut

Polda Metro Jaya saat ini masih mempelajari laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilayangkan GP Ansor DKI Jakarta terhadap Faizal Assegaf.

Baca Selengkapnya

Puji GP Ansor, Heru Budi Hartono: Selalu Hadir Lebih Dulu dalam Bancana, Luar Biasa

30 Oktober 2022

Puji GP Ansor, Heru Budi Hartono: Selalu Hadir Lebih Dulu dalam Bancana, Luar Biasa

Heru Budi Hartono mengapresiasi Gerakan Pemuda atau GP Ansor yang telah memiliki sistem kaderisasi terpadu, terukur dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Warga Trenggalek Geruduk Jakarta Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Emas

24 Oktober 2022

Warga Trenggalek Geruduk Jakarta Tuntut Pemerintah Cabut Izin Tambang Emas

Warga Trenggalek penolak tambang emas menggeruduk Jakarta untuk menyampaikan tuntutan kepada pemerintah pusat agar mencabut izin usaha PT SMN.

Baca Selengkapnya

GP Ansor Bakal Konvoi Motor Lagi Malam Ini Jika Holywings Tak Tutup Permanen

25 Juni 2022

GP Ansor Bakal Konvoi Motor Lagi Malam Ini Jika Holywings Tak Tutup Permanen

GP Ansor akan kembali melaksanakan konvoi motor ke sejumlah kafe atau bar milik Holywings Indonesia jika tak tutup permanen.

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya