TEMPO.CO, Jakarta - Terdakwa kasus suap dalam penanganan pilkada Lebak, Banten, Ratu Atut Choisiyah, memaparkan alasan dirinya meminta adiknya, Tubagus Chaeri Wardana alias Wawan, untuk menyusulnya ke Singapura pada 30 September 2013 atas alasan kesehatan.
Namun saat itu Wawan tidak dapat menyusul Atut karena mengaku sedang ada urusan lain. "Saya sebagai perempuan minta ditemani. Saya menghindari fitnah," kata Atut di persidangan, Kamis, 24 Juli 2014. (Baca: Nyoblos, Ratu Atut Berkerudung Louis Vuitton)
Menurut temuan KPK, Atut, Wawan, dan Akil Mochtar (bekas ketua Mahkamah Konstitusi), sempat bertemu di Singapura untuk mengatur hasil persidangan Mahkamah Konstitusi mengenai pilkada Bupati Lebak.
Kepada majelis hakim, Atut beralasan dia berada di Singapura saat itu untuk konsultasi pengobatan dan membutuhkan kehadiran Wawan untuk menemani dirinya. "Apa kepentingan saudara menginginkan kehadiran Wawan ke Singapura?" hakim Goysen Butar-Butar bertanya kepada Atut.
"Saya menghadapi tindakan yang mengharuskan ada persetujuan dan mendapat konsultasi dari adik saya," Atut menjawab. Kehadiran Wawan saat itu dinilai penting karena ia mengaku saat itu akan menjalani ibadah haji pada 7 Oktober 2013. (Baca: KPK Panggil Bekas Kepala Dinkes yang Dipecat Atut)
Tapi, dokter meminta dirinya untuk menjalani operasi. "Saya meminta adik saya untuk berkonsultasi dengan dokter bisa ditunda apa tidak," kata Atut lagi. (Baca: Suap Akil, Adik Atut Dituntut 10 Tahun Penjara)
Atut mengaku selama ini jarang bertemu dengan Wawan. Pertemuannya dengan sang adik di Singapura, 22 September, saat itu diakui menjadi kesempatan untuk berkomunikasi kembali dengan Wawan. Meski demikian, menurut Atut, selama ini ia menjadi tempat Wawan menceritakan masalahnya, termasuk saat terlibat kasus Lebak oleh bekas calon Bupati Lebak, Amir Hamzah.
AISHA SHAIDRA
Terpopuler
Pakar TI: Tidak Ada Hacker yang Gelembungkan Suara
Remaja Salatiga Ungguli Insinyur Oxford Bikin Jet Engine Bracket
Pulang Berlibur, Hotasi Nababan Dieksekusi
Ahok Lebih Pilih Dian Sastro Jadi Wagub
Berita terkait
Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD
1 jam lalu
KPK memeriksa 15 ASN untuk mendalami keterlibatan Bupati Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor dalam dugaan korupsi di BPPD Kabupaten Sidoarjo
Baca SelengkapnyaBelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri
8 jam lalu
Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.
Baca SelengkapnyaKPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej
9 jam lalu
KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.
Baca SelengkapnyaKPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi
9 jam lalu
Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan di Sekretariat Jenderal DPR RI, KPK: Kumpulkan Alat Bukti
14 jam lalu
Sebelum penggeledahan ini, KPK mencegah Sekjen DPR RI Indra Iskandar dan enam orang lainnya bepergian ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaBeredar SPDP Korupsi di Boyolali Jawa Tengah, Ini Klarifikasi KPK
14 jam lalu
Surat berlogo dan bersetempel KPK tentang penyidikan korupsi di Boyolali ini diketahui beredar sejumlah media online sejak awal 2024.
Baca SelengkapnyaKPK Bawa Koper Hitam dan Merah dalam Penggeledahan di Kantor Setjen DPR
15 jam lalu
Penyidik KPK yang tak mau menyebutkan namanya mengatakan penggeledahan di kompleks DPR hari ini dilaksanakan dua satgas
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Kantor Setjen DPR, Polisi Berjaga-jaga di Beranda
17 jam lalu
Terlihat belasan polisi bersenjata berjaga di beranda Kantor Setjen DPR yang sedang digeledah tim penyidik KPK.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Kantor Setjen DPR
18 jam lalu
Sebelumnya, KPK sedang menyidik dugaan korupsi rumah dinas DPR.
Baca SelengkapnyaAlexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK
22 jam lalu
Alexander Marwata membantah konflik yang sedang terjadi antara Nurul Ghufron dan anggota Dewas KPK Albertina Ho tidak ada kaitan dengan pelemahan KPK.
Baca Selengkapnya