Belalang Serang Kupang Barat

Reporter

Editor

Jumat, 8 April 2005 12:40 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Nusa Tenggara Timur terus tertimpa musibah. Setelah bencana rawan pangan (kelaparan), hama belalang menyerang lahan pertanian di Kecamatan Kupang barat, Kabupaten Kupang sebulan terakhir. Sekitar 177 hektar padi gogo dan tanaman lainnya yang tersebar di Desa Tesabela, Sumlili dan Oematnunu, dilaporkan telah terserang dan kemungkinan besar mengalami gagal panen. Untuk mencegah meluasnya hama tersebut, pemerintah Kabupaten Kupang dibantu Dinas Pertanian NTT sejak dua pekan terakhir melakukan penyemprotan insektisida.Meluasnya penyebaran hama belalang diperkirakan akan mengurangi hasil produksi padi sampai 70 persen dan bisa berdampak buruk pada ketahanan pangan. Masyarakat setempat meminta pemerintah untuk membantu menyediakan proyek padat karya guna mengimbangi ekonomi mereka karena ancaman krisis pangan akibat kekeringan dan serangan hama belalang. "Dengan adanya bantuan proyek padat karya maka ekonomi kami dapat teratasi mengingat produksi padi yang menurun sampai 70 persen dalam musim panen tahun ini,"kata Eliaser, warga Desa Oematnunu, Jumat (8/4). Camat Kupang Barat, Jefri Uly, memperkirakan produksi padi di tiga desa tersebut hanya akan mencapai 30 persen. Sedangkan Bupati Kupang, Ibrahim Agustinus Medah yang dikonfirmasi terpisah menyatakan, dari tiga desa yang terserang, Desa Tesabela mengalami kerugian terbesar, 30-40 hektar lahan dalam kondisi kritis."Pemerintah sementara berupaya melakukan pemberantasan menggunakan insektisida. Sedangkan warga secara tradisional melakukan penangkapan untuk mengurangi populasi hama. Upaya ini cukup berhasil yang ditandai dengan semakin berkurangnya populasi belalang,"kata Medah.Serangan hama belalang yang terjadi belakangan ini menambah penderitaan masyarakat NTT. Sedikitnya, 15 kabupaten mengalami krisis pangan karena gagal panen akibat kekeringan berkepanjangan. Sehingga masyarakat terpaksa mengkonsumsi makanan non beras seperti putak, biji asam, kacang hutan, jagung dan ubi-ubian. Meski jenis makanan ini sudah menjadi makanan alternatif, tetapi ada kekuatiran dari para ahli gisi bahwa anak-anak dan balita akan mengalami kurang gisi, pertumbuhan tidak normal terserang penyakit busung lapar, gangguang saluran pencernaan dan penyakit lainnya."Khusus balita dan anak-anak yang hanya mengkonsumsi bubur encer tanpa ada makanan tambahan dapat mengalami kurang gisi dan pertumbuhannya tidak normal,"kata Kepala Dinas Kesehatan Sikka, Henyo Kerong. Sedangkan yang mengkonsumsi putak, biji asam dan makanan non beras lainnya dapat terserang penyakit busung lapar atau mengalami gangguan pencernaan. Jems de Fortuna

Berita terkait

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

20 jam lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

2 hari lalu

Israel Mulai Sedikit Longgarkan Akses Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Israel sudah mengambil sejumlah langkah penting dalam beberapa pekan terakhir dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk Gaza.

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

3 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

6 hari lalu

Pupuk Subsidi Sudah Bisa Ditebus, Hanya di Kios Resmi

PT Pupuk Indonesia mengumumkan pupuk subsidi sudah bisa ditebus di kios pupuk lengkap resmi wilayah masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

6 hari lalu

Kemendag Dorong Produk Pertanian Indonesia Masuk Pasar Australia, Manggis Paling Diminati

Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Atase Perdagangan RI di Canberra berupaya mendorong para pelaku usaha produk pertanian Indonesia memasuki pasar Australia.

Baca Selengkapnya

Serangan Israel ke Gaza 16 Kali dalam Sehari

11 hari lalu

Serangan Israel ke Gaza 16 Kali dalam Sehari

Media yang dikelola Pemerintah Daerah Gaza mengungkap rentetan data mengerikan dampak perang Gaza, di mana serangan Israel 16 kali dalam sehari

Baca Selengkapnya

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

16 hari lalu

Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian

Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Idul Fitri Paling Menyedihkan Bagi Warga Gaza, Terancam Bom hingga Kelaparan

16 hari lalu

Idul Fitri Paling Menyedihkan Bagi Warga Gaza, Terancam Bom hingga Kelaparan

Di hari pertama liburan Idul Fitri, serangan Israel menewaskan 14 orang termasuk sejumlah anak-anak di sebuah rumah warga.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ingatkan Dampak Kelaparan Akan Memperpanjang Perang Gaza

17 hari lalu

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Ingatkan Dampak Kelaparan Akan Memperpanjang Perang Gaza

Menteri Pertahanan Amerika Serikat mengakui kelaparan bisa menyebabkan kekerasan lebih cepat dan hanya memperpanjang konflik.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

20 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya