Aktifitas Gunung Sinabung saat mengeluarkan awan panas dan lava yang dilihat dari Tiga Pancur, Karo, Sumatra Utara, (16/2). TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Bandung -Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Hendrasto mengatakan erupsi gunung pada 29 Juni lalu masih berpotensi terjadi lagi. “Gempa tremornya masih ada, jadi sekali-kali akan terjadi. Letusan berpotensi masih ada,” kata dia pada Tempo, Selasa, 1 Juli 2014.
Menurut Hendrasto, gempa tremor terus terekam peralatan Seismometer di Gunung Sinabung dengan amplitude paling rendah 3 milimeter hingga 90 milimeter paling tinggi. “Jadi, rata-ratanya 10 milimeter,” kata dia.
Hendrasto mengatakan erupsi yang berlangsung sejak akhir tahun lalu itu membuat sistem gunung api itu sudah terbuka. “Dengan sistem yagn sudah terbuka, aktivitas erupsi tidak akan didahului tanda-tanda vulkaniknya,” kata dia.
Menurut dia, potensi awan panas itu masih terjadi mengikuti erupsi gunung itu. “Karena sistem sudah terbuka, sewaktu-waktu bisa terjadi letusan dan bisa menghasilkan awan panas,” katanya.