Nurul: Keaslian Dokumen Pemecatan Prabowo Diragukan  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 8 Juni 2014 17:48 WIB

Nurul Arifin. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Juru bicara pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Nurul Arifin, meragukan keaslian dokumen pemecatan Prabowo dari dinas militer. Dia menuding kasus ini sengaja diembuskan oleh orang-orang yang hendak menjatuhkan citra Prabowo di mata masyarakat. “Keotentikannya patut diragukan,” ujarnya ketika dihubungi, Ahad, 8 Juni 2014.

Risalah rekomendasi pemecatan Prabowo mulai beredar di dunia maya. Surat itu menyebut sepuluh pertimbangan yang melatarbelakangi keputusan Dewan Kehormatan Perwira, umumnya terkait dengan penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran prosedur, seperti pengabaian sistem operasi, hirarki, dan disiplin hukum di lingkungan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.

Dokumen itu ditandatangani Ketua DKP Jenderal Subagyo Hadi Siswoyo, yang ketika itu menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Enam angggota DPK yang ikut menandatangani adalah Letnan Jenderal TNI Djamari Chaniago, Letjen Fachrul Razi, Letjen Yusuf Kartanegara, Letjen Agum Gumelar, Letjen Arie J. Kumaat, dan Letjen Susilo Bambang Yudhoyono.

Surat bernomor KEP/03/VIII/1998/DKP itu juga menegaskan kesalahan Prabowo dalam kasus penculikan aktivis. Dalam keterangannya kepada DKP, Komandan Grup-4 Satgas Merpati dan Satgas Mawar yang dipimpin Kolonel Infantri Chairawan mengakui operasi itu merupakan perintah langsung dari Prabowo---saat itu menjabat Pangkostrad TNI Angkatan Darat dengan pangkat letnan jenderal--yang pelaksanaannya selalu dilaporkan.

Menurut Nurul Arifin, keaslian surat itu patut diragukan lantaran tidak dibuat menggunakan kop surat resmi. Lagi pula, dokumen TNI yang bersifat rahasia itu mustahil disebarluaskan kepada masyarakat. Dia mengaku tidak akan memperpanjang masalah itu. “Tapi kalau terus blunder, kami meminta aparat penegak hukum mengusut penyebar dokumen tersebut,” ujarnya.

RIKY FERDIANTO

Berita terkait

Politikus Golkar Nurul Arifin dan Meutya Hafid Bakal Kembali Melenggang ke Senayan

50 hari lalu

Politikus Golkar Nurul Arifin dan Meutya Hafid Bakal Kembali Melenggang ke Senayan

Nurul Arifin dan Meutya Hafid bersyukur memperoleh suara yang signifikan di Dapilnya masing-masing. Berikut pernyataan kedua Politikus Golkar itu.

Baca Selengkapnya

Real Count KPU Sementara: Atalia Istri Ridwan Kamil Teratas di Dapil Jabar 1, Kalahkan Melly Goeslaw dan Nurul Arifin

18 Februari 2024

Real Count KPU Sementara: Atalia Istri Ridwan Kamil Teratas di Dapil Jabar 1, Kalahkan Melly Goeslaw dan Nurul Arifin

Atalia Praratya, istri mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendominasi perolehan suara dalam real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Baca Selengkapnya

Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

1 Februari 2024

Menteri Yasonna Laoly Minta Masyarakat untuk Terus Mendesak Penuntasan Kasus Kerusuhan Mei 1998

Menteri Hukum dan HAM menerima sejumlah advokat dari TPDI yang meminta penuntasan kasus Kerusuhan Mei 1998.

Baca Selengkapnya

Amnesty Minta Negara Tak Lupa Usut Kekerasan Seksual dalam Kerusuhan Mei 1998

15 Mei 2023

Amnesty Minta Negara Tak Lupa Usut Kekerasan Seksual dalam Kerusuhan Mei 1998

Amnesty International Indonesia meminta pemerintahan mengusut kekerasan seksual dalam Tragedi Kerusuhan Mei 1998.

Baca Selengkapnya

Jejak Samar Kekerasan Seksual Mei 98 di Surabaya

7 April 2023

Jejak Samar Kekerasan Seksual Mei 98 di Surabaya

Komnas Perempuan sedang menelusuri jejak kekerasan seksual Mei 1998 di Surabaya.

Baca Selengkapnya

Soal Ridwan Kamil Masuk Golkar, Ini Kata Waketum Nurul Arifin

14 Januari 2023

Soal Ridwan Kamil Masuk Golkar, Ini Kata Waketum Nurul Arifin

Waketum Golkar Nurul Arifin sepakat dengan pernyataan Dave Laksono bahwa Ridwan Kamil sudah masuk Golkar dengan bergabung ke Kosgoro 1957.

Baca Selengkapnya

Balas Bambang Pacul, Waketum Golkar Nurul Arifin: Penolakan Sistem Proporsional Tertutup Bukan Hore-Hore

14 Januari 2023

Balas Bambang Pacul, Waketum Golkar Nurul Arifin: Penolakan Sistem Proporsional Tertutup Bukan Hore-Hore

Waketum Golkar Nurul Arifin menyatakan mereka seris menolak sistem proporsional tertutup, bukan sekedar hore-hore seperti tudingan Bambang Pacul.

Baca Selengkapnya

Dipicu Kekerasan Seksual 1998, Inilah Sejarah Berdirinya Komnas Perempuan

20 Agustus 2022

Dipicu Kekerasan Seksual 1998, Inilah Sejarah Berdirinya Komnas Perempuan

Komnas Perempuan dibentuk sebagai buntut tindak kekerasan terhadap perempuan dalam kerusuhan Mei 1998.

Baca Selengkapnya

12 Kasus Pelanggaran HAM Berat yang Pernah Ditangani Komnas HAM

27 Juli 2022

12 Kasus Pelanggaran HAM Berat yang Pernah Ditangani Komnas HAM

Selain kasus kematian Brigadir J, Komnas HAM banyak terlibat menangani kasus pelanggaran HAM berat lainnya. Apa saja kasus tersebut?

Baca Selengkapnya

Catatan 5 Peristiwa Sebelum Soeharto Lengser sebagai Presiden RI

14 Mei 2022

Catatan 5 Peristiwa Sebelum Soeharto Lengser sebagai Presiden RI

Peristiwa 12 sampai 15 Mei 1998 di Jakarta dikenal sebagai Kerusuhan Mei 1998 menjadi satu penyebab Soeharto lengser sebagai Presiden pada 21 Mei 1998

Baca Selengkapnya