Beras Hilang, Warga Serang Makan Nasi Aking

Reporter

Editor

Rabu, 16 Maret 2005 15:51 WIB

TEMPO Interaktif, Banten:Warga Kampung Kebonbaru, Desa Sawaluhur, Kecamatan Kasemen, Serang, Banten terancam kelaparan karena kesulitan mendapatkan beras. Akibat menghilangnya beras ini, warga di Kampung Kebonbaru, Desa Sawaluhur, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang terpaksa mengonsumsi nasi aking. Nasi aking adalah nasih kering hasil jemuran yang bisanya digunakan untuk makanan ternak.Namun, sampai saat ini Pemerintah Kabupaten (Pembak) Serang belum memberikan bantuan kepada warga kampung itu."Memang benar kami belum memberikan bantuan. hal ini karena Kepala Desa setempat juga tidak meminta bantuan secara resmi ke Pemda,"kata Abun Supriatna Kepala Seksi pemberitaan Humas Pemkab Serang, Rabu (16/3). Menurut Abun, seharusnya pemerintah desa cepat meminta bantuan ke instansi terkait karena pemerintah desa yang lebih mengetahui kesulitan warganya. "Jangan malah menuggu inisiatif Pemda,"katanya. Abun mengaku sudah meninjau lokasi warga ang kesulitan beras tersebut. Tapi dia, tidak bisa mendata berapa banyak werga yang kesulitan itu. Kepala Desa Sawaluhur, Kecamatan Kacamatan Kasemen Madiri Samba, membantah belum mengajukan permohonoan bantuan. Menurutnya, pekan lalu Pemerintah Desa telah melayangkan surat permohonan bantuan ke Dinas Sosial, Kesehatan dan Badan Amal Zakat untuk meringankan beban warganya yang kesulitan mendapatklan beras. "Tapi sampai saat ini permohonan bantun itu belum direspon, saya tidak tahu, kenapa lambat sekali menanggapi permohonan kami,"kata Madiri.Menunut Kades Madiri, saat ini sekitar 100 Kepala Keluarga warganya membutuhkan bantuan beras murah pengobatan. Sebulan terakhir, beras di sejumlah wilayah di Kabupaten Serang menghilang. Menurut Syamsuri warga setempat, hilangnya beras di daerahnya akibat proses pengeringan gabah terhambat oleh faktor cuaca. Hujan yang turun hampir tiap hari membuat gabah milik masyarakat sulit kering dan tidak bisa digiling. Parahnya, stok beras di warung-warung tempat warga biasa membeli juga ikut menghilang. Akibatnya, sebagian warga beralih mengonsumsi nasi aking. Selain beras masih sulit didapat, mereka beralasan bahwa beras yang mereka beli dengan harga mahal itu kualitasnya masih buruk. "Percuma saja beli dengan harga mahal, tetapi berasnya buruk. Warga berpikir lebih baik makan nasi aking,"kata yamsuri.Samsudian, warga lainnya, lebih memilih nasi aking karena harganya yang lebih murah kendati terasa sakit perut setelah mengonsumsi nasi itu. Jika beras satu liter yang dulunya dibeli Rp 2.000 kini naik menjadi Rp 2.500, harga nasi aking itu hanya Rp 1.000 per liter.Suhedi, pengecer beras di Kampung itu mengatakan, beras mulai menghilang dari wilayah Kasemen sekitar sebulan terakhir. Jika sebelumnya ia mudah memperoleh beras dari tempat-tempat penggilingan beras di wilayah tersebut, dua pekan terakhir ia terpaksa kulakan beras di Pasar Rau, Kota Serang. "Gabah enggak ada di sini. Warga sempat mencari-cari beras ke pabrik-pabrik (tempat penggilingan beras), tetapi beras tidak ada. Dua hari lalu sebuah pabrik mendapat kiriman 80 ton gabah siap giling dari Dolog, tetapi harga beras masih naik sekitar 25 persen,"kata Suhedi.Faidil Akbar

Berita terkait

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

5 hari lalu

Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.

Baca Selengkapnya

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

5 hari lalu

BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Siang Nanti, Suhu Udara Bisa Tembus 31 Derajat Celcius

BMKG memperkirakan Jakarta berawan hari ini, Selasa, 14 Mei 2024, dengan sedikit potensi hujan pada siang nanti.

Baca Selengkapnya

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

6 hari lalu

Masuk Musim Kemarau, Ini Daerah di Yogyakarta yang Diprediksi Masih Tetap Diguyur Hujan

BMKG Yogyakarta memperkirakan cuaca di sebagian wilayah DIY periode 12 - 14 Mei 2024 akan diguyur hujan, meski Mei ini masuk musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

10 hari lalu

Indonesia Dilanda Suhu Panas yang Bikin Gerah, Sampai Kapan?

Suhu panas yang melanda Indonesia diperkirakan terjadi hingga Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

11 hari lalu

Antisipasi Musim Kemarau, Jokowi Siapkan Sumur Pompa

BMKG memperkirakan musim kemarau 2024 berlangsung pada Mei hingga Agustus.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

12 hari lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

12 hari lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

15 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

15 hari lalu

Suhu Panas di Indonesia, Bukan Heatwave hingga Siklus Biasa

Fenomena heatwave di sebagian wilayah Asia selama sepekan belakangan tidak terkait dengan kondisi suhu panas di Indonesia

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

15 hari lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya