TEMPO Interaktif, Kuala Lumpur: Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi menegaskan Malaysia tidak mempunyai niat untuk berperang dengan Indonesia. "Kalau saya berniat perang maka saya akan ciptakan suasana perang. Karena kawasan Ambalat masing-masing dipertikaikan, maka akan kita bicarakan secara baik-baik (diplomasi)," katanya kepada wartawan di kantornya, Senin (13/3).Menurut Badawi, dirinya sudah berikrar tidak akan membiarkan pihak mana pun mengambil kawasan Indonesia. "Saya tidak rela Malaysia mengambil seinci pun kawasan negara Indonesia," janjinya. Dia menjelaskan, dengan delegasi Majelis Ulama Indonesia (MUI), pihaknya sepakat meredakan ketegangan baik di Indonesia maupun di Malaysia. Warga Malaysia berusaha mensikapiisu Ambalat ini dengan bijak tanpa demontrasi. Juru bicara KBRI di Kuala Lumpur Indra Kesuma menjelaskan ada empat pimpinan MUI yang menemui badawi. Mereka adalah Sekjen Dien Syamsuddin, Nazri Adnan, ketua Majlis Dakwa Indonesia (MDI) Cholil Badawi dan Said Agil Siraj. Kedatangan mereka diatur oleh Kedutaan Malaysia di Jakarta dengan tujuan meredakan ketegangan yang terjadi di kalangan masyarakat Indonesia. Dalam kesempatan terpisah, Duta Besar Indonesia Rusdihardjo memuji tindakan yang diambil Pergerakan Pemuda Barisan Nasional (PPBN) yang menyatakan sikapnya seraya menegaskan bahwa rakyat Malaysia tidak ingin membalas sikap negatif sebagian kecil rakyat Indonesia dengan sikap serupa. "Mereka cukup dewasa sehingga aspirasi itu disalurkan melalui PPBNkepada KBRI secara tertib. Kita hormat dengan cara-cara yang demikian," katanya. Berkaitan dengan persengketaan itu sendiri, Rusdihardjo menjelaskan bahwa masalah Ambalatakan diselesaikan dalam pertemuan pejabat Indonesia dan Malaysia di Jakarta pada 22-23 Maret 2005. "Apa pun hasil pembicaraan tersebut, kita harus senantiasa menghormati bangsa lain, apalagi Malaysia adalah bangsa yang sangat dekat dengan kita, bahkan seperti saudara sendiri."T.H. Salengke - Tempo