Ribuan Buruh membentangkan spanduk panjang dan membawa bendera masing masing serikat pekerja saat long march dari Bundaran HI hingga Istana Negara, Jakarta (05/09). Aksi ini membuat lalu lintas di kawasan ini menjadi macet total. TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 10 ribu buruh dari berbagai organisasi memadati kawasan sepanjang Bundaran Hotel Indonesia hingga menuju Istana Merdeka pada Kamis, 1 Mei 2014. Selain berunjuk rasa, mereka juga melakukan long march menuju sejumlah titik, seperti Istana Presiden, kantor Gubernur DKI Jakarta, dan gedung DPR/MPR. Massa berkumpul sejak pukul 09.00 WIB dan terus bertambah pada siang hari. Rencanany,a para buruh yang berasal dari berbagai daerah ini akan berkumpul di depan Istana Presiden, Jalan Merdeka Utara. (Baca: Hari Buruh, Ini Rute Lalu Lintas Sekitar Istana)
Aksi para buruh ini mengakibatkan lalu lintas di sepanjang Jalan Sudirman dan M.H. Thamrin tertutup. Namun, karena hari ini ditetapkan sebagai libur nasional, kemacetan di kawasan ini tidak terlalu parah. Meski begitu, jalur Transjakarta Blok M-Kota terhambat. Sekitar lima bus Transjakarta pun tertahan di halte Tosari, Sudirman. Sedangkan jalur Transjakarta arah sebaliknya masih dapat dilalui, meski bus harus berjalan sangat pelan.
Mustakhim, 33 tahun, buruh asal Tangerang yang turun ke jalan pada hari ini, mengatakan dia datang ke Jakarta bersama 2.000 orang yang tergabung dalam Serikat Pekerja Seluruh Indonesia. "Ini hari besar buat buruh. Jadi, walau libur, kami harus tetap turun ke jalan," katanya saat ditemui di Bundaran HI. Dia datang ke Jakarta menggunakan bus yang diparkir di kawasan Dukuh Atas, Sudirman. "Nanti siang, setelah dari Istana, kami akan menuju Senayan dengan long march."
Sementara itu, salah seorang polisi lalu lintas yang ikut mengawal aksi demo buruh ini mengatakan Jalan Sudirman daan sekitarnya masih bisa dilalui kendaraan, meskipun dipadati buruh. "Tapi kami sarankan warga yang hendak menuju kawasan utara menggunakan jalur lain, seperti lewat Tanah Abang lalu menuju Harmoni."
Walikota Hendi Teruskan Aspirasi Buruh Lewat APEKSI
3 Mei 2021
Walikota Hendi Teruskan Aspirasi Buruh Lewat APEKSI
Walikota Semarang menyampaikan kekhawatiran para pekerja terkait UU Cipta Kerja. Antara lain sistem kerja kontrak, praktik outsourcing, dan waktu kerja yang eksploitatif