TEMPO.CO, Tegal - Budayawan sekaligus pelopor pelestarian bahasa Tegal, Yono Daryono, mengaku sangat kecewa dengan keputusan Pemerintah Kota Tegal yang akan menggunakan bahasa Indonesia dalam upacara hari jadi Kota Tegal ke-434, Sabtu mendatang. "Ini kemunduran yang sangat berbahaya bagi kelestarian bahasa Tegal di kampung halamannya sendiri," ujarnya berapi-api saat dihubungi Tempo, Kamis, 10 April 2014. (Baca: HUT Tegal Tahun Ini tanpa Upacara Berbahasa Tegal)
Yono mengatakan para seniman dan budayawan asli Tegal terus memperjuangkan bahasa Tegal agar tidak punah. Sebab, tidak jarang generasi muda asal Kota Tegal malu menggunakan bahasa ibunya lantaran terkesan udik. "Bahasa Tegal selalu dinomorduakan. Maka itu kami telah menyelenggarakan Kongres Bahasa Tegal pada 2006," ujarnya.
Salah satu rekomendasi dari kongres itu yang telah dilakukan Pemerintah Kota Tegal adalah penggunaan bahasa Tegal dalam upacara peringatan hari jadi Kota Tegal. "Kok, sekarang malah dihilangkan. Mestinya Wali Kota Tegal belajar menjadi warga Tegal dan turut melestarikan bahasa Tegal.
Pemerhati budaya Tegal, Abidin Abror, juga berpendapat serupa. "Wali Kota Tegal semestinya tetap menggunakan bahasa Tegal dalam sambutannya pada upacara hari jadi Kota Tegal," kata Abidin. (Baca: Kala BahasaTegal Jadi Bahasa Upacara Resmi)
Meski dia memaklumi Wali Kota Tegal bukan putri daerah, Abidin berujar, Bagian Humas Kota Tegal tetap bisa menuliskan pidato sambutan dalam bahasa Tegal. "Daerah lain saja banyak yang meniru Kota Tegal, upacara menggunakan bahasa ibu," ujarnya.
Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
8 Oktober 2021
Ganjar Bentuk Satgas Khusus Percepatan Penanggulangan Kemiskinan
Ketua Satgas Khusus Sekda Jateng, Sumarno, akan bekerja menyelesaikan kemiskinan ekstrem di Kabupaten Brebes, Banyumas, Pemalang, Banjarnegara dan Kebumen.