Yenny Wahid: Ubah Kata Cina Tak Hapus Diskriminasi  

Reporter

Senin, 31 Maret 2014 06:09 WIB

Warga keturunan Tionghoa melakukan pawai kirab budaya dengan membawa naga-nagaan di kawasan Cipondoh, Tangerang, Banten, (16/2). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan presiden tentang perubahan kata Cina menjadi Tionghoa dan Tiongkok ditanggapi berbeda sejumlah kalangan. Namun bagi putri mendiang Gus Dur, Yenny Wahid, menghilangkan diskriminasi tak cukup dengan mengubah kata.

"Bila tujuannya ingin menghilangkan diskriminasi, tak cukup dengan mengubah istilah," kata Yenny saat dihubungi, Minggu, 30 Maret 2014.

Bagi Yenny, mengubah sikap mental bangsa adalah hal terpenting untuk menghilangkan diskriminasi. Sikap mental yang dimaksud adalah bagaimana agar masyarakat tidak tersekat-sekat dan terkotak-kotak dengan perbedaan di antara sesama warga negara.

Perubahan kata Cina menjadi Tionghoa untuk orang dan Tiongkok untuk negara Cina diatur dalam Keputusan Nomor 12 tahun 2014. Keppres ini mencabut Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967.

Perubahan itu ditanggapi beragam sejumlah orang. "Secara historis, keputusan ini tepat. Ini menghapus stigma diskriminasi masa Orde Baru," kata sejarawan dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Asvi Warman Adam beberapa waktu lalu.

Beda lagi dengan sastrawan Remy Sylado yang menganggap perubahan kata itu tidak akan menghilangkan diskriminasi. "Kalau mau memberi pengakuan lebih baik, biarkan orang Cina menggunakan nama asli mereka yang terdiri dari tiga suku kata itu," kata Remy ketika ditemui di Salemba, Sabtu, 29 Maret 2014.

Selain itu, perubahan kata Cina menjadi Tionghoa juga menimbulkan masalah lain. "Bagaimana nasib Pondok Cina, Bidara Cina, dan pecinan? Apa harus diganti juga jadi petionghoaan?" kata Remy.

Menanggapi pro-kontra tersebut, Yenny mengambil posisi netral. "Kalau saya netral saja dengan perubahan itu," kata Yenny. Meski begitu, dia bisa memahami kalau perubahan itu dimaksudkan untuk tujuan positif. Sebab pada sebagian orang ada kesan bahwa seolah-olah kata Cina itu untuk makian. "Misalnya orang bilang, 'Cina lu'. Kata Cina di situ dipakai untuk tujuan derogatory atau hinaan," kata dia.

AMIRULLAH

Baca juga:
Wajah Tirus Aurel, Ini Kata Pakar
Ada Lelucon Tender BUMN di Ketoprak Dahlan Iskan
Spanduk 'Moyes Out' Terbang di Langit Old Trafford
4 Perwira Pengeroyok Dokter TNI AU Jadi Tersangka
Ketoprak BUMN, Dahlan Iskan Disindir Soal Pemilu

Berita terkait

Sejarah Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Tahun Baru Imlek

10 Februari 2024

Sejarah Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Tahun Baru Imlek

Kue keranjang adalah salah satu makanan yang identik dengan Tahun Baru Imlek. Kue dari ketan yang manis ini ternyata sudah aja sejak 2.500 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Makna Sosial Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Perayaan Imlek

10 Februari 2024

Makna Sosial Kue Keranjang yang Jadi Ciri Khas Perayaan Imlek

Kue keranjang, salah satu makanan khas Imlek, merupakan wujud nyata kerekatan warga lokal dan juga masyarakat Tionghoa.

Baca Selengkapnya

Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

4 April 2023

Asal usul Ritual Bakar Uang Arwah, Tradisi Etnis Tionghoa Saat Cheng Beng

Tradisi bakar uang arwah dipercaya dilakukan sejak zaman Dinasti Tang.

Baca Selengkapnya

Dirjen Kemendagri Apresiasi Peran PHIS dukung Pemerintah

7 November 2022

Dirjen Kemendagri Apresiasi Peran PHIS dukung Pemerintah

PHIS dan masyarakat Tionghoa diharapkan terus membantu pemerintah di bidang Ekonomi, Sosial Pendidikan.

Baca Selengkapnya

Masih Pandemi Covid-19, Ini Imbauan Merayakan Tahun Baru Imlek 2572

3 Februari 2021

Masih Pandemi Covid-19, Ini Imbauan Merayakan Tahun Baru Imlek 2572

Karena masih situasi pandemi Covid-19, masyarakat Tionghoa disarankan untuk merayakan Tahun Baru Imlek di rumah.

Baca Selengkapnya

Malam Ini, Prabowo Bertemu Pengusaha Tionghoa di Medan

22 Februari 2019

Malam Ini, Prabowo Bertemu Pengusaha Tionghoa di Medan

Prabowo akan bertemu dengan pengusaha dan warga tionghoa di Medan.

Baca Selengkapnya

Jokowi ke Masyarakat Tionghoa: Jangan Sampai ada yang Tak ke TPS

7 Februari 2019

Jokowi ke Masyarakat Tionghoa: Jangan Sampai ada yang Tak ke TPS

Jokowi meminta masyarakat Tionghoa menggunakan hak pilih.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Masyarakat Tionghoa Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2019

7 Februari 2019

Jokowi Minta Masyarakat Tionghoa Gunakan Hak Pilih di Pemilu 2019

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia menggunakan hak pilihnya pada pemilihan umum 17 April 2019.

Baca Selengkapnya

Suasana Hari Raya Imlek di Wihara Lalitavistara Cilincing

5 Februari 2019

Suasana Hari Raya Imlek di Wihara Lalitavistara Cilincing

Turis mancanegara datang ke Wihara Lalitavistara untuk berwisata sekaligus menikmati semarak Imlek.

Baca Selengkapnya

Pengamanan Imlek 2019, Polda Metro Jaya Kerahkan 5.000 Personel

5 Februari 2019

Pengamanan Imlek 2019, Polda Metro Jaya Kerahkan 5.000 Personel

Pada perayaan tahun baru Imlek 2019, Polda Metro Jaya mengerahkan 5.000 personel untuk menjaga keamanan kegiatan pada hari ini.

Baca Selengkapnya