Mahfud: Koruptor Hukum Mati Saja

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Sabtu, 29 Maret 2014 04:31 WIB

Mahfud Md. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO , Jakarta: Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md., mengatakan para koruptor sebaiknya dihukum mati layaknya teroris yang tertangkap. Alasannya, koruptor sama jahat, bahkan lebih merugikan rakyat dibandingkan dengan teroris.

"Pengedar narkoba dan teroris bisa dihukum mati, harusnya koruptor juga dihukum mati," kata Mahfud dalam Dialog Politik Universitas Indonesia, Jumat, 28 Maret 2014. Dia mengatakan tak perlu menghiraukan anggapan melanggar hak asasi manusia. (Baca: Mahfud Diklaim Cocok untuk Jokowi atau Prabowo).

Selama ini, ujar Mahfud, koruptor baru bisa dihukum mati ketika melakukan korupsi di saat negara dalam keadaan krisis. Menurut dia, kalimat dalam keadaan krisis itu dihapus saja. Selain dihukum mati, Mahfud menyarankan pelaku korupsi juga dimiskinkan. (Baca: Jokowi Dekati Tokoh Islam, Mahfud: Bukan Ancaman).

Tanggapan Mahfud ini disanggah oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Marzuki Alie. Dia tak setuju kalau koruptor divonis mati, tapi lebih baik diasingkan di sebuah pulau terpencil. Mereka dibuang dan disuruh bertani atau beternak.

"Nanti hasilnya buat menghidupi mereka sendiri bukan menggunakan APBN (Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara," kata Marzuki. Dia mengatakan, saat ini para koruptor yang di tahanan malah menjadi tanggungan negara. (Baca juga: Siapa Pasangan Jokowi? Bimbim Slank: Mahfud Md)



SUNDARI SUDJIANTO

Berita terkait

Hakim Saldi Isra Guyon Soal Kekalahan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Sidang Sengketa Pileg

2 jam lalu

Hakim Saldi Isra Guyon Soal Kekalahan Tim Bulu Tangkis Indonesia di Sidang Sengketa Pileg

Hakim MK Saldi Isra, melemparkan guyonan alias candaan mengenai Tim Bulu Tangkis Indonesia di Piala Thomas dan Uber 2024 dalam sidang sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

Kala Sistem Noken dalam Pileg 2024 di Papua Tengah Dirundung Masalah

3 jam lalu

Kala Sistem Noken dalam Pileg 2024 di Papua Tengah Dirundung Masalah

Hakim MK kembali menegur KPU RI karena tidak membawa bukti berupa hasil noken atau formulir C Hasil Ikat Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Tegur KPU karena Tak Bawa Hasil Noken di Sidang Sengketa Pileg Papua Tengah

4 jam lalu

Hakim MK Tegur KPU karena Tak Bawa Hasil Noken di Sidang Sengketa Pileg Papua Tengah

Hakim MK Enny Nurbaningsih menegur KPU RI karena tidak membawa bukti berupa hasil noken atau formulir C Hasil Ikat Papua Tengah.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Tegur Anggota Bawaslu Papua Tengah yang Datang Terlambat di Sidang Sengketa Pileg

5 jam lalu

Hakim MK Tegur Anggota Bawaslu Papua Tengah yang Datang Terlambat di Sidang Sengketa Pileg

Hakim MK Arief Hidayat menegur anggota Bawaslu Papua Tengah yang datang terlambat dalam sidang sengketa Pileg 2024 di panel 3, hari ini

Baca Selengkapnya

Hari Ini MK Gelar Sidang Lanjutan Pemeriksaan Sengketa Pileg, Ada 55 Perkara

8 jam lalu

Hari Ini MK Gelar Sidang Lanjutan Pemeriksaan Sengketa Pileg, Ada 55 Perkara

MK kembali menggelar sidang sengketa Pemohonan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum hasil Pemilihan Legislatif 2024, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Isi Kuliah Umum di Binus, Ketua MK Beberkan Soal Pengujian Undang-undang hingga Peran Mahkamah

1 hari lalu

Isi Kuliah Umum di Binus, Ketua MK Beberkan Soal Pengujian Undang-undang hingga Peran Mahkamah

Dalam kuliah umum, Suhartoyo memberikan pembekalan mengenai berbagai aspek MK, termasuk proses beracara, persidangan pengujian undang-undang, kewenangan MK dalam menyelesaikan sengketa, dan manfaat putusan MK.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

1 hari lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

1 hari lalu

Pakar Ulas Sengketa Pilpres: MK Seharusnya Tidak Berhukum secara Kaku

Ahli Konstitusi UII Yogyakarta, Ni'matul Huda, menilai putusan MK mengenai sengketa pilpres dihasilkan dari pendekatan formal legalistik yang kaku.

Baca Selengkapnya

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

2 hari lalu

Ulas Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Pakar Khawatir Hukum Ketinggalan dari Perkembangan Masyarakat

Ni'matul Huda, menilai pernyataan hakim MK Arsul Sani soal dalil politisasi bansos tak dapat dibuktikan tak bisa diterima.

Baca Selengkapnya

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

2 hari lalu

Alasan Mendagri Sebut Pilkada 2024 Tetap Digelar Sesuai Jadwal

Pilkada 2024 digelar pada 27 November agar paralel dengan masa jabatan presiden terpilih.

Baca Selengkapnya