Djoko Bantah Anas Jadi Tim Sukses Demokrat  

Reporter

Editor

Zed abidien

Rabu, 26 Maret 2014 11:17 WIB

TEMPO/Andika Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Sukses Partai Demokrat di Pemilihan Umum 2009, Djoko Suyanto, membantah Anas Urbaningrum sebagai anggota tim khusus pemenangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono. Ia memastikan tak ada nama Anas di susunan tim sukses yang diketuai Hatta Rajasa tersebut. "Tak ada nama Anas. Tidak ada tim khusus. Yang ada tugas khusus, yaitu memenangkan SBY dan Boediono," kata Djoko di Istana Negara, Rabu, 26 Maret 2014.

Ia menyatakan Partai Demokrat menjalankan pemilu dengan tertib karena sudah sesuai dengan Undang-Undang Pemilihan Umum Presiden. Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawasan Pemilu juga diklaim sudah mengaudit pendanaan dan penggunaan dana kampanye. Keputusan terhadap kemenangan SBY dan Boediono juga diklaim telah sah setelah Mahkamah Konstitusi tak mengabulkan gugatan hasil pilpres 2009. (Baca: Anas Curiga Ongkos Kampanye SBY dari Dana Century).

Meskipun demikian, Djoko tak bisa memastikan adanya beberapa kelompok orang yang turut menyukseskan kampanye Partai Demokrat pada pilpres 2009. Ia tak secara langsung membantah kemungkinan Anas ada di salah satu tim bayangan pemenangan SBY-Boediono. "Dalam organisasi ini (Tim Sukses 2009) tak ada, kalau bayangan banyak," kata Djoko.

Kuasa hukum Anas, Firman Wijaya, menyatakan uang muka pembelian Toyota Harrier berasal dari SBY secara tunai. Uang tersebut adalah imbalan karena Anas dinilai sukses menjalankan tugas khusus pada pemilu legislatif dan pemilu presiden 2009. "Silakan masyarakat menerjemahkan sendiri siapa yang kerap tak sesuai kenyataan," ujar Djoko.

Djoko, yang juga menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, mengaku enggan mengomentari pernyataan Anas. Ia mengatakan pernyataan itu tak perlu diklarifikasi.

Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Anas sebagai tersangka kasus gratifikasi proyek Hambalang. KPK memeriksa Anas pekan lalu selama delapan jam perihal Kongres Partai Demokrat pada 2010 dan asal-usul pembelian Toyota Harrier.

Djoko berencana membantah semua tudingan Anas. Setelah diperiksa Komisi Pemberantasan Korupsi, Jumat, 21 Maret 2014, Anas menuding penyumbang dana kampanye yang digunakan untuk memenangkan SBY dalam pemilihan presiden 2009 banyak yang fiktif. (Baca: Anas: Dana Kampanye SBY Banyak yang Fiktif).

Dugaan itu berasal dari hasil audit akuntan independen terhadap dana kampanye pilpres 2009. "Sebagian data penyumbang sesungguhnya enggak menyumbang. Hanya dipakai nama saja," kata Anas. (Baca: Anas: Duit DP Toyota Harrier dari SBY).

Anas mengatakan laporan tersebut layak diselidiki oleh KPK. Soalnya, dia menduga ada sumber dana lain lantaran banyaknya nama yang dicatut dalam laporan. Kampanye SBY dalam pilpres 2009, ujar Anas, menghabiskan dana Rp 232 miliar. (Baca: Ruhut: Salah Pilih, Pengacara Jerumuskan Anas)




FRANSISCO ROSARIANS

Berita terkait

Beda Sikap PDIP dan Relawan Jokowi Soal Wacana Pertemuan dengan Megawati

16 hari lalu

Beda Sikap PDIP dan Relawan Jokowi Soal Wacana Pertemuan dengan Megawati

Relawan Jokowi menilai silaturahmi dengan Megawati penting dan strategis dalam kerangka kebangsaan dan kenegaraan.

Baca Selengkapnya

Respons PDIP hingga Istana Soal Wacana Pertemuan Jokowi dan Megawati

19 hari lalu

Respons PDIP hingga Istana Soal Wacana Pertemuan Jokowi dan Megawati

Istana Kepresidenan menyatakan Presiden Jokowi sangat terbuka untuk bersilaturahmi dengan siapa saja, apalagi dengan tokoh-tokoh bangsa.

Baca Selengkapnya

Istana Minta Maaf, Ini Kronologi Open House Jokowi Ricuh

21 hari lalu

Istana Minta Maaf, Ini Kronologi Open House Jokowi Ricuh

Istana meminta maaf karena tak bisa mengakomodasi semua warga yang mengikuti acara open house Jokowi.

Baca Selengkapnya

Presiden Peru Ogah Mundur Usai Rumahnya Digeledah Perkara Jam Rolex

31 hari lalu

Presiden Peru Ogah Mundur Usai Rumahnya Digeledah Perkara Jam Rolex

Rumah dan istana Presiden Peru Dina Boluarte digerebek dalam penyelidikan terhadap kepemilikan jam tangan mewah Rolex.

Baca Selengkapnya

Deretan Kritik Kepada Rumah Menteri dan Istana Wapres di IKN

47 hari lalu

Deretan Kritik Kepada Rumah Menteri dan Istana Wapres di IKN

Bangunan baru di Istana Negara IKN seperti rumah menteri dan istana wakil presiden mendapat kritik. Berikut fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya

Geng Kriminal Serang Istana Kepresidenan Haiti di Port-au-Prince

53 hari lalu

Geng Kriminal Serang Istana Kepresidenan Haiti di Port-au-Prince

Geng-geng kriminal Haiti melancarkan serangan besar-besaran terhadap beberapa kantor pemerintah, termasuk Istana Kepresidenan

Baca Selengkapnya

Jawab Isu Akan Mundur dari Kabinet, Menlu Retno Balik Tanya: Percaya Enggak?

6 Februari 2024

Jawab Isu Akan Mundur dari Kabinet, Menlu Retno Balik Tanya: Percaya Enggak?

Menlu Retno Marsudi, yang sempat diisukan akan mundur dari Kabinet Indonesia Maju, balik bertanya kepada wartawan yang mengkonfirmasi kabar tersebut

Baca Selengkapnya

Polisi Polandia Tangkap Mantan Mendagri yang Berlindung di Istana Kepresidenan

10 Januari 2024

Polisi Polandia Tangkap Mantan Mendagri yang Berlindung di Istana Kepresidenan

Penangkapan mereka terjadi di tengah perselisihan antara Presiden Polandia Andrzej Duda dan pemerintahan baru Perdana Menteri Donald Tusk.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tinjau Progres Pembangunan Istana Kepresidenan di IKN

21 Desember 2023

Jokowi Tinjau Progres Pembangunan Istana Kepresidenan di IKN

Jokowi hari ini meninjau perkembangan pembangunan kompleks Istana Kepresidenan di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya

KTT ASEAN 2023, Satpol PP DKI Kerahkan 2.235 Personelnya untuk Bantu Pengamanan

4 September 2023

KTT ASEAN 2023, Satpol PP DKI Kerahkan 2.235 Personelnya untuk Bantu Pengamanan

Ada tiga tugas pengamanan KTT ASEAN 2023 yang akan dilakukan Satpol PP DKI.

Baca Selengkapnya