TEMPO.CO, Jakarta - Satinah, tenaga kerja Indonesia yang terancam dihukum pancung di Arab Saudi, sudah meringkuk di penjara sejak 2007. Selama delapan tahun keluarga Satinah mendapatkan kesempatan menengok Satinah di dalam penjara tiga kali.
Kakak ipar Satinah, Lastri, menyatakan keluarga pernah menjenguk Satinah pada 2011, 2012, dan terakhir pada Februari 2014. Pihak keluarga yang berangkat dari Ungaran ke Arab Saudi adalah Lastri, Nur Afriani, anak Satinah, dan Paeri, kakak Satinah. (Baca: Di Pengadilan, Satinah Mengaku Bunuh Majikannya).
Menurut Lastri, saat bertemu, Satinah selalu menanyakan peran pemerintah dalam menyelesaikan kasusnya. Lastri menjelaskan kepada Satinah bahwa semua cara sudah dilakukan. "Saya bilang pemerintah sudah sangat maksimal mencari penyelesaian," kata Lastri kepada Tempo di Kabupaten Semarang, Selasa, 25 Maret 2014.
Kata Lastri, selain pendekatan ke pemerintah Arab Saudi, pemerintah Indonesia juga sudah selalu melakukan lobi dengan keluarga majikan yang dibunuh Satinah. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri, Kementerian Tenaga Kerja, dan BP3TKI juga ke Ungaran untuk berkomunikasi dengan keluarga Satinah. (Baca: Cegah Eksekusi Satinah, SBY Surati Raja Saudi).
Namun, kata Lastri kepada Satinah, keluarga majikan yang mejadi korban pembunuhan Satinah memang masih meminta pembayaran diyat atau denda yang tinggi, yakni Rp 21 miliar. "Keluarga majikan masih keras kepala," kata Lastri kepada Satinah.
Satinah sudah mendapatkan lima kali penundaan pelaksanaan eksekusi hukuman mati. Seharusnya, Satinah dieksekusi pada Agustus 2011. Kemudian diundur lima kali, yaitu pada Desember 2011, Desember 2012, Juni 2013, Februari 2014, dan 5 April 2014. (Baca: Bantu Satinah, Pemerintah Bujuk Keluarga Majikan).
Dalam sidang, Satinah mengakui membunuh majikannya, Nurah, dan mengambil uang majikannya 38 ribu riyal atau Rp 119 juta. Menurut Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI Gatot Abdullah Mansur, Satinah mengaku membunuh karena emosi setelah dimarahi majikannya.
MUHAMMAD ROFIUDDIN
Berita terkait
KPK soal Penetapan 3 Tersangka di Kemenakertrans: Tak Ada Kaitan dengan Pemilu
25 Januari 2024
KPK menegaskan penetapan tersangka Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Reyna Usman tak ada kaitannya dengan Pemilu
Baca SelengkapnyaPerjalanan Kasus Dugaan Korupsi di Kemenakertrans yang Berbuntut KPK Panggil Cak Imin
6 September 2023
KPK menyebut penyelidikan kasus yang diduga melibatkan Cak Imin dilakukan sebelum deklarasi dia sebagai cawapres. Berikut perjalanan kasusnya.
Baca SelengkapnyaPolisi Bekuk 3 Tersangka Sindikat Penyaluran TKI Ilegal ke Malaysia di Magelang
12 Juni 2023
TKI ilegal itu tidak terima gaji selama 3 bulan dengan gaji per bulan 1.500RM.
Baca SelengkapnyaIndonesia Optimis Australia Buka Pintu Luas Bagi Penempatan Tenaga Kerja Indonesia
7 Juni 2022
Penempatan nanti hanya akan diisi oleh tenaga terampil
Baca SelengkapnyaMenaker Yakin Pengusaha Bakal Bayar THR Seperti Sebelum Pandemi
16 April 2022
Kondisi perekonomian sudah jauh lebih baik dibandingkan dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMenaker Ida Tinjau Pengrajin Ecoprint Penerima JPS
3 Mei 2021
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah meninjau Kelompok Wirausaha Baru Ecoprint Sekar Langit Bajong di Purbalingga yang menerima program Jaring Pengaman Sosial (JPS).
Baca SelengkapnyaKrisdayanti Hadiri Rapat Perdana di DPR Bersama Menaker
4 November 2019
Krisdayanti menghadiri rapat perdana di DPR bersama Menteri Tenaga Kerja.
Baca SelengkapnyaHanif Dhakiri Ungkap Penyebab Perempuan Memilih Tak Bekerja
23 September 2019
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri mengakui partisipasi perempuan dalam dunia kerja di Indonesia masih rendah.
Baca SelengkapnyaAturan Longgar, Tenaga Kerja Asing Bakal Bertambah 20 Persen
12 September 2019
Jumlah tenaga kerja asing di Indonesia pada tahun ini diperkirakan bakal naik 20 persen.
Baca SelengkapnyaMenaker Resmikan BLK Komunitas Pesantren di Tangerang
10 September 2019
BLK Komunitas Pesantren diharapkan dapat melahirkan SDM yang berakhlak, berkarakter, dan kompeten.
Baca Selengkapnya