Habib Husein Anggap Al-Ghozy Tidak Ksatria

Reporter

Editor

Selasa, 29 Juli 2003 15:54 WIB


TEMPO Interaktif, Jakarta:Pelarian diri Fathur Rohman Al-Ghozi, tersangka pembawa bahan peledak yang sempat ditahan pemerintah Filipina, dianggap sebagai tindakan yang tidak ksatria. Tindakan Ghozy yang melarikan diri itu tidak gentle. Karena dia harus mengklarifikasi tentang apa yang telah dia lakukan, kata Presiden Ikhwanul Muslimin Indonesia, Habib Husein Al-Habsyi usai mengikuti peresmian klinik ibu dan anak Kartini di kawasan tempat pembuangan sampah akhir Bantar Gebang, Bekasi, Sabtu (19/7) siang.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ghozi, pemuda asal Madiun, melarikan diri dari penjara kepolisian Filipina. Dia dituduh membawa bahan peledak dan juga dituding sebagai petinggi organisasi yang dicap kelompok terorisme Jemaah Islamiyah di Asia. Pemerintah Filipina telah mengumumkan akan memberikan hadiah ratusan juta rupiah bagi siapa saja yang berhasil menangkap atau memberikan informasi tentang keberadaan bekas santri pesantren al-Mukmin, Ngruki, Solo.

Habib menyatakan bahwa kemungkinan Ghozi telah berada di Indonesia saat ini sangat besar. Sangat mungkin sekali Al-Ghozi saat ini sudah di Indonesia, ujarnya. Tetapi dia tidak menjelaskan lebih rinci tentang kemungkinan itu.

Menurut Habib, sebagai salah satu teman dekat Abu Bakar Baasyir, ia menghimbau kepada Ghozi untuk menyerahkan diri kepada pemerintah Indonesia daripada ke pemerintah asing. Hal ini dilandasi ketidakpercayaannya pada pemerintah asing seperti AS dan Filipina. Mereka dianggapnya tidak dapat menggelar pengadilan yang jujur dan adil.

Tetapi, sebelum menyerahkan diri, Habib menambahkan agar Ghozy betul-betul telah mendapatkan jamindan dari pemerintah Indonesia seperti misalnya jaminan digelarnya pengadilan yang adil dan jaminan tidak adanya intimidasi atau pemukulan terhadap dirinya. Tujuannya agar orang-orang tahu organisasi Jemaah Islamiyah itu benar-benar ada atau hanya rekaan AS semata, tegasnya.

Habib berkeyakinan bahwa ada permainan antara aparat Filipina dengan Ghozi sendiri dalam pelariannya. Dan hal inilah yang menjadi kelemahan pihak kepolisian Filipina. Tetapi dia tidak menjelaskan apa yang membuat dirinya sangat yakin tentang hal itu. Yang pasti, kata Habib, dirinya tidak setuju dengan cara pemerintah Indonesia menghadapi hal tersebut karena dianggapnya tidak objektif. Kebanyakan membawa pesan sponsor seperti mendengarkan suara internasional yang tujuannya memuluskan skenario mereka (barat), jelasnya. (Diah A Chandraningrum TNR)

Advertising
Advertising

Berita terkait

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

1 menit lalu

Cerita Ahok Soal Ide Bangun Parkir Bawah Tanah Monas untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Mantan Gubernur DKI Jakarta Ahok mengatakan konsep tempat parkir bawah tanah Monas ini sempat masuk gagasannya.

Baca Selengkapnya

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

3 menit lalu

Reboisasi 33.800 Bibit Pohon, Telkom Dukung Pemulihan Lahan Kritis

Sepanjang 2023, Telkom telah melaksanakan pemulihan lahan kritis di 4 provinsi.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

6 menit lalu

Pembunuhan Wanita Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Peran Adik Kandung Pelaku

Adik tersangka pembunuhan wanita di kasus mayat dalam koper itu sempat melarikan diri usai membantu kakaknya.

Baca Selengkapnya

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

9 menit lalu

Pelaku Pembunuhan di Bandung Beli Koper Dua Kali, Pertama Kekecilan Tak Bisa Memuat Tubuh Korban

Pelaku pembunuhan perempuan di Bandung yang mayatnya dimasukkan dalam koper membeli koper usai menghabisi nyawa korban.

Baca Selengkapnya

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

13 menit lalu

Kata Pengamat soal Keinginan Prabowo Bentuk Presidential Club: Kalo Tidak Perlu, Jangan

Menurut Ujang Komarudin, pembentukan Presidential Club oleh Prabowo Subianto harus dilihat berdasarkan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

PPP Klaim Suaranya di Papua Pegunungan Pindah ke PKB hingga Garuda

15 menit lalu

PPP Klaim Suaranya di Papua Pegunungan Pindah ke PKB hingga Garuda

PPP mengklaim perolehan suara partainya berpindah secara tidak sah ke PKB, Partai Garuda, dan PKN.

Baca Selengkapnya

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

23 menit lalu

BRIN Undang Periset dan Mahasiswa Ikut Platform Kolaborasi Biologi Struktur untuk Gali Potensi Keanekaragaman Hayati

BRIN terus berupaya menemukan metode yang paling baru, efektif, dan efisien dalam proses pemurnian protein.

Baca Selengkapnya

UU Desa yang Baru, Apa Saja Poin-Poin Isinya?

23 menit lalu

UU Desa yang Baru, Apa Saja Poin-Poin Isinya?

Presiden Jokowi telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2024 tentang Desa atau UU Desa

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

23 menit lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

25 menit lalu

Ridwan Kamil Punya 2 Surat Tugas, Golkar Belum Putuskan Maju Pilkada Jakarta atau Jabar

Ketua DPP Golkar Dave Laksono mengatakan saat ini Ridwan Kamil memiliki dua surat tugas untuk Pilkada Jakarta dan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya