SBY Sebut Kebakaran Lahan di Riau Ulah Masyarakat  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Jumat, 14 Maret 2014 21:50 WIB

Aktivis Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan melakukan aksi Kamisan di tengah kabut asap yang menyelimuti kota di depan kantor Gubernur, Jalan Sudirman, Pekanbaru, Riau (13/3). Selain menuntut penuntasan kasus-kasus HAM, jaringan solidaritas korban untuk keadilan juga meminta kepada Pemerintah agar secepatnya menyelesaikan permasalahan kabut asap kebakaran lahan dan hutan di Riau. ANTARA/Rony Muharrman

TEMPO.CO, Pekanbaru - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyebutkan kebakaran lahan di Riau disebabkan oleh ulah masyarakat yang membuka lahan untuk perkebunan. SBY juga menyalahkan pemerintah Riau karena tidak tegas dalam tindakan pencegahan. SBY sama sekali tidak menyinggung kebakaran di lahan perusahaan. Padahal, satuan tugas pemadam api menemukan banyak titik api di lahan 12 perusahaan yang tersebar di sejumlah wilayah Riau, baik perusahaan hutan tanaman industri maupun perkebunan.

"Saya tahu kebakaran disebabkan oleh kita sendiri. Msyarakat bakar lahan untuk buka ladang semestinya bisa dicegah," kata SBY dalam video telekonferensi dari tempatnya di Semarang, yang didengar Satgas Penanggulangan Bencana Asap di Pekanbaru, Riau, Jumat, 14 Maret 2014.

SBY menyebutkan kebakaran lahan tidak bisa serta-merta disebut disebabkan oleh alam. Dia menyatakan masyarakat juga terbiasa membakar lahan. SBY gerah dengan bencana asap yang terjadi saban tahun di Riau. SBY menyebutkan kerugian akibat asap: bermiliar-miliar uang negara habis hanya untuk memadamkan api, masyarakat menderita penyakit, dan sekolah terpaksa diliburkan. "Ini menjadi tugas gubernur, bupati, hingga ke kelurahan (untuk mengatasi kebakaran)," katanya.

"Ribuan keresahan masyarakat sudah saya baca di media, tapi itulah yang harus dihadapi," lanjutnya.

Dalam hal ini, SBY mengatakan bakal mengambil alih penanganan untuk mencari solusi dan mengambil tindakan darurat. SBY mengakui pemerintah Riau sudah berupaya memadamkan api, namun dia menilai penanganan pemadaman tidak berhasil. "Saya lihat tidak efektif benar dalam penanganan asap. Saya berikan instruksi langsung untuk dilakukan operasi tanggap darurat satu-dua hari ini," katanya.

Besok SBY dijadwalkan terbang ke Riau untuk memantau langsung penangangan darurat asap. Analis dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Pekanbaru Warih Budi Lestari menuturkan wilayah Riau diperkirakan cerah dan diwarnai kabut asap. Ptensi hujan minim karena kelembapan di ketinggian 10.000 kaki kurang mendukung terbentuknya awan.

Cahaya matahari juga belum diterima dengan sempurna. Karena itu, potensi tingkat kebakaran semakin tinggi di wilayah Riau. "Angin bertiup dari arah utara sampai timur sehingga membawa kabut asap hingga Sumatera Barat," ujar Warih Budi kepada Tempo, Jumat, 14 Maret 2014.

RIYAN NOFITRA




Terpopuler


Megawati Tunjukkan Surat Mandat Jokowi Nyapres
Ekspresi Ahok Saat Detik-detik Deklarasi Jokowi
Kenapa Jokowi Nyatakan Jadi Capres di Marunda?

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

14 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

22 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

47 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

50 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

52 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

52 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

52 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

52 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

57 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya