Pengurus Kelenteng di Yogyakarta Dituding Korupsi

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 14 Maret 2014 19:27 WIB

Kelenteng Dewi Welas Asih. Flickr.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kekisruhan di antara pengurus Yayasan Bhakti Manggala Dharma selaku pengelola rumah ibadah Kelenteng Gondomanan, Yogyakarta, makin memanas. Di tengah proses gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Yogyakarta yang dilayangkan pengawas yayasan kelenteng Ang Ping Siang alias Angling Wijaya atas pembina yayasan Ariyanto Tirtowinoto, Angling juga melaporkan pembina yayasan itu kepada Kepolisian Kota Yogyakarta. Sebab, sempat terjadi intimidasi yang disertai kekerasan berupa pemukulan terhadap anggota yayasan di kawasan kelenteng.

“Pekan lalu ada sekretaris yayasan yang dipukuli dan diintimidasi di dalam kelenteng oleh orang yang mengaku tidak suka adanya gugatan ini. Kami menduga ini orang suruhan pembina yayasan,” kata Angling Wijaya, Jumat, 14 Maret 2014.

Angling pun menyesalkan adanya pengerahan biksu oleh pembina yayasan untuk berdemonstrasi di Pengadilan Negeri Kota Yogyakarta pada Kamis, 13 Maret 2014. Menurut dia, kekisruhan ini telah dipolitisasi hingga merembet ke soal peribadatan umat di kelenteng. “Tidak ada yang benar tudingan pembina yayasan itu, jika kami menghalangi umat beribadat,” kata Angling.

Angling menuding pengurus kelenteng Gondomanan mengkorupsi dana yang dihimpun dari umat mulai 1995 hingga 2012. “Ada dana umat yang ditilep, padahal itu milik yayasan untuk pembangunan kelenteng. Maka yayasan lama harus dibubarkan karena tidak transparan,” katanya.

Dari dokumen catatan keuangan yayasan yang ditunjukkan Angling, tercatat sejak 1995 hingga 2012 yayasan itu mengumpulkan dana sumbangan umat sekitar Rp 800 juta. Tapi ketika pergantian pengurus pada Oktober 2012, dana yang dilaporkan pembina hanya Rp 150 juta. Uang itu pun tak dimasukkan sebagai kas yayasan. “Alasannya (pembina yayasan) itu duit penghasilan pribadi. Padahal sebagai pengawas saya tahu,” katanya.

Angling membantah tudingan bahwa ia menyegel semua kamar peristirahatan biksu. Ia juga membantah dianggap menghalangi proses peribadatan umat dengan cara menyembunyikan peralatan ritual. “Semua kamar biksu di kelenteng itu kuncinya bukan saya yang membawa, jadi tidak ada namanya segel-segelan,” katanya.

Sedangkan Ariyanto menyatakan semua tudingan Angling mengada-ada. “Dia ingin menguasai lahan di kelenteng dengan menyoal struktur organisasi yayasan,” katanya. Rapat pergantian pengurus yang dikatakan Angling pun tidak sah karena tidak dihadiri pembina yayasan dan penunjukan ketua baru diputuskan secara sepihak. Ariyanto mengaku telah mengirim surat kepada Pemerintah Kota Yogyakarta, Kementerian Agama DIY, dan Gubernur DIY Sultan HB X untuk menengahi sengketa ini.

Pada Selasa, 19 Maret 2014, kelenteng tertua di Yogyakarta itu akan menggelar acara besar-besaran untuk memperingati ulang tahun Dewi Kwan Im.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

9 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

12 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

31 hari lalu

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin, menjalankan rangkaian Safari Ramadhan dengan menyampaikan hibah untuk Rumah Ibadah

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

38 hari lalu

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

Masjid mengusung konsep dan tema Green Architecture

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

49 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

53 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

57 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

28 Januari 2024

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

Kampanye di Sumalungun, Sumater Utara, Mahfud MD janjikan akan permudah pendirian rumah ibadah, hingga buka 17 juta lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya