Pengendara sepeda motor dan mobil melintasi jalan yang diselimuti kabut asap, daerah Batu Hampa, Kabupaten Limo Puluah Kota, Sumbar (1/3). Kabut asap kiriman dari provinsi Riau mengakibatkan sebagian wilayah Sumbar ditutupi kabut asap dengan jarak padang 800 meter, sehingga masyarakat dianjurkan memakai masker beraktivitas di luar ruangan. ANTARA /Muhammad Arif Pribadi
TEMPO.CO, Padang - Kondisi kabut asap di Padang, Sumatera Barat, akibat kebakaran hutan dan lahan perkebunan di Sumatera sepanjang Senin, 3 Maret 2014, fluktuatif. Pagi hari, kepekatan asap agak berkurang seiring dengan turunnya hujan dua hari terakhir. "Hujan dengan intensitas sedang," ujar petugas Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Padang, Rendi, Senin, 3 Maret 2014.
Pagi hari itu jarak pandang mencapai 800 meter. Namun, sore harinya kabut asap kembali menebal. Berdasarkan pengukuran, kata Rendi, jarak pandang pada sore hari menjadi 3.000 meter.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, Eliyusman, mengatakan, untuk mengantisipasi bertambahnya dampak kabut asap di Sumatera Barat, pihaknya telah menghubungi pemerintah Riau untuk mengantisipasi pemadaman titik api.
"Selain itu, kami juga mengingatkan masyarakat untuk tidak membakar jerami untuk membuka lahan perkebunan baru," ujar dia. Sementara ini Sumatera Barat belum menetapkan status darurat ihwal kabut asap. "Kami masih bisa mengatasinya."
Saat ini, di Sumatera ada 357 titik panas. Sebanyak 344 titik berada di Riau dan 13 titik di Kepulauan Riau. (Baca: Asap Masih Ganggu Sumut Pekan Ini)