TEMPO.CO, Makassar - Program bank sampah dinilai dapat mengubah perspektif masyarakat agar dapat mengambil manfaat ekonomi dari sampah. Penggagas bank sampah di Kampung Makassar, Prakoso, mengatakan tahun lalu program bank sampah telah menyerap 14,46 ton sampah atau senilai Rp 19 juta.
"Jadi, uang nasabah mencapai Rp 19 juta. Pada 2012, sampah yang terserap mencapai 18,5 ton sampah atau senilai Rp 25 juta. Program ini cukup efektif, setidaknya mengurangi sampah di tingkat komunal," katanya, dalam diskusi pengelolaan sampah di Kementerian Lingkungan Hidup, Rabu, 19 Februari 2014.
Menurut dia, di Kampung Makassar per bulan volume sampah yang terserap mencapai 2,5 ton. Mayoritas sampah yang dikelola merupakan sampah organik atau dengan presentase 70 persen, sedangkan sisanya sampah anorganik rumah tangga. Prakoso mengatakan di Jakarta volume sampah per hari mencapai 6.700 ton.
"Keberadaan bank sampah di rumah tangga tentu akan membantu pengelolaan sampah di Jakarta yang kebanyakan merupakan sampah rumah tangga," katanya.
Prakoso mengatakan sampah kaleng dihargai Rp 5-6 ribu per kilogram, sedangkan sampah sachetan dihargai Rp 100-200 per kilogram. Sampah kardus tebal dijual Rp 1.000-2.000 per kilogram, sedangkan sampah kertas dibanderol Rp 800-1000 per kilogram.
"Untuk sampah kardus tipis harganya Rp 1.500-Rp 2.000 per kilogram, sementara sampah kemasan seharga Rp 2.000-3.000 per kilogram," katanya.
Program bank sampah, kata dia, paling mudah disosialisasikan dalam kegiatan ibu-ibu, seperti pengajian, arisan, atau kegiatan ibu PKK. Prakoso mengatakan sosialisasi program bank sampah masih sangat kurang.
"Pemerintah dan media harus turut serta memperluas jangkauan program bank sampah," katanya.
Dalam implementasi program bank sampah, Prakoso menyebut masih ada beberapa hambatan, seperti terbatasnya lahan untuk membangun bank sampah. Selain itu, belum adanya anggaran khusus dari pemerintah membuat program ini juga sulit menyebar ke seluruh Indonesia.
"Karena belum dianggarkan, maka hasil tabungan nasabah kita potong 10 persen untuk operasional. Program bank sampah harus ada pendampingan," katanya.
ANANDA TERESIA
Berita terkait
Undip dan Brin Kembangkan Pendeteksi Logam Berat dalam Limbah Industri
26 Oktober 2023
BRIN dan Universitas Diponegoro (Undip) menjalin kolaborasi riset untuk pengembangan metode alternatif pendeteksi logam di limbah industri.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Bekasi Kena Penyakit Kulit karena Air PAM, Sempat Dikira Sebab Udara Kotor
19 September 2023
Menurut pelanggan Perumda Tirta Patriot itu, banyak warga Bekasi yang juga mengalami penyakit kulit karena air PAM, selain dirinya.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri Hitam dan Bau, Suplai Air PAM 40 Ribu Pelanggan Sudah 3 Hari Terhenti
15 September 2023
Akibat suplai air PAM terhenti 3 hari, warga Bekasi terpaksa beli air isi ulang dan tidak mandi untuk menghemat air.
Baca SelengkapnyaKali Bekasi Tercemar Limbah Industri, Suplai Air PAM Warga Terganggu
11 Agustus 2023
Perumda Tirta Patriot mengambil air Sungai Kalimalang sebagai penetral untuk dicampur dengan air baku Kali Bekasi.
Baca SelengkapnyaMengenal Limbah B3, Begini Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Limbah Elektronik dan Industri
30 November 2022
Limbah B3 dibagi menjadi limbah elektronik dan fashion. Hal ini menjadi permasalahan utama yang akan menyerang kondisi manusia dan lingkungan dalam keseharian.
Baca SelengkapnyaRatusan Ribu Ikan Bandeng Nelayan Semarang Mati, Diduga Tercemar Limbah Industri
6 Juli 2022
Warga menduga kematian ikan bandeng di keramba tersebut akibat limbah dari Kawasan Industri Lamicitra.
Baca SelengkapnyaGrup MIND ID Uji Coba Aplikasi Pengelola Limbah Tambang
31 Maret 2022
Aplikasi MASTERMINE diharapkan dapat menghasilkan nilai efisiensi 10-20 persen dari total biaya pengolahan air limbah tambang.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Brawijaya Riset Bulu Ayam Penyerap Limbah Industri Tekstil
29 Juli 2021
Pengelolaan limbah cair tekstil pascaproduksi ditujukan untuk menghilangkan atau mereduksi kadar bahan pencemar sehingga limbah cair industri memenuh
Baca SelengkapnyaKLHK Ungkap Penyebab 59 Persen Sungai di Indonesia Tercemar Berat
28 Juli 2021
KLHK menuturkan 59 persen sungai di Indonesia masih dalam kondisi tercemar berat.
Baca SelengkapnyaDua Anggota Ormas Nyaris Bentrok di Tambun Bekasi
2 Juni 2021
Diduga, kedua ormas itu berselisih soal pengelolaan limbah industri otomotif di sana.
Baca Selengkapnya