Warga korban letusan gunung Kelud mengungsi di posko pengungsian dikecamatan Kepung, Kediri, Jawa Timur, (16/2). Sebanyak 18.059 warga dari tiga desa yakni Kebonrejo, Besowo, dan Kampung Baru tersebut mengungsi di 38 titik pengungsian. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Sejak pukul 12.00 WIB para pengungsi di Balai Pamitran, Desa Segaran, Kecamatan Wates, Kediri, gelisah menahan lapar. Sejumlah anak mulai rewel ketika jatah makan siang tak kunjung datang. "Biasanya sudah dibagi pukul 11.00," kata Muklis, salah satu pengungsi, Senin, 17 Februari 2014.
Balai Pamitran yang menampung sekitar 600 pengungsi Kelud itu terasa panas. Air minum juga tak segera didistribusikan. Padahal mereka sudah dikumpulkan di ruangan itu sejak pukul 07.00 WIB dan tidak diperbolehkan meninggalkan lokasi. Hal ini untuk mensterilkan lokasi yang akan dikunjungi SBY.
Setelah banyak pengungsi protes, petugas akhirnya membagikan nasi bungkus pada pukul 13.45 WIB. Mereka langsung menyantap jatah makan siang yang molor tiga jam itu.
Seorang sukarelawan mengatakan tak berani membagikan nasi bungkus sebelum ada persetujuan protokoler dan tim pengamanan Presiden. Panitia tak menduga perjalanan Presiden--yang dijadwalkan tiba pukul 10.00 WIB--mengalami keterlambatan luar biasa. "Baru setelah ada pengungsi yang mengeluh kami beranikan memberi nasi," katanya. (Baca juga: Tunggu SBY, Pengungsi Kelud Diisolasi)
Adapun Kesbanglinmas Kabupaten Nganjuk Abdul Wachid menjelaskan bahwa rombongan SBY mampir terlebih dulu di Mapolres Nganjuk sekitar pukul 10.00 WIB. Rombongan beristirahat sejenak setelah melakukan perjalanan darat dari Madiun menuju Kediri. "Tadi Pak Presiden mampir istirahat setengah jam," kata Wachid.