Abu Kelud Menyerbu Gerbong Kereta Bisnis
Editor
Yandi M rofiyandi TNR
Minggu, 16 Februari 2014 15:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Letusan Gunung Kelud yang melontarkan jutaan partikel abu vulkanik membuat Bandar Udara Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, ditutup. Akibatnya, sejumlah calon penumpang pesawat terpaksa beralih ke moda transportasi lain sejak Jumat, 14 Februari 2014. Satu penumpang yang batal naik pesawat adalah Diah Ramli. Pegawai BUMN yang tengah berdinas di Surabaya itu rencananya kembali ke Jakarta pada Jumat lalu.
Batal menumpang Garuda Indonesia, ia beralih ke Kereta Mutiara Selatan yang menuju Bandung. "Kereta ke Jakarta penuh, yang eksekutif juga. Jadi saya memilih kereta bisnis ke Bandung," kata Diah, Ahad, 2014.
Mendapatkan transportasi yang tujuannya mendekati Jakarta tak lantas membuat Diah tenteram selama perjalanan. Ketika melewati Kediri dan Yogyakarta, abu vulkanik Gunung Kelud merembes ke dalam gerbong. "Abunya masuk lewat sela-sela jendela bagian atas," kata Diah. "Jendelanya sih tertutup, tapi tetap ada celahnya."
Gerbong kereta bisnis ini tidak sepenuhnya steril dari udara luar karena tidak dilengkapi dengan alat penyejuk ruangan seperti gerbong eksekutif. Karena abu vulkanik masuk ke kabin, Diah pun terpaksa menutup hidungnya dengan kain syal. Sedangkan beberapa penumpang lain meminta masker ke petugas ketika kereta berada di wilayah Kediri.
"Masker tidak dibagikan. Penumpang yang harus aktif meminta ke petugas," kata Diah. "Kalau di Yogyakarta, penumpang yang naik udah pakai masker semuanya."
Akibat rembesan itu, jendela bagian dalam, kusen, meja, dan bangku kereta, bahkan tas milik penumpang, kotor oleh abu vulkanik. Meski tidak tebal, kata Diah, abunya cukup banyak ketika diseka dengan jari. "Rambut rasanya pun kesat, seperti ada pasirnya," kata Diah.
CORNILA DESYANA
Terkait:
Pasca-erupsi Kelud, PT KAI Tidak Tambah Kereta
Warga Yogya Semringah Abu Kelud Diguyur Hujan
Dampak Kelud, Peternak Gunungkidul Takut Beri Makan Sapi
Dampak Kelud, Penduduk Tak Berani Beri Makan Ternak