Seorang pengendara motor melintas di Jalan Parangtritis Yogyakarta yang tertutup guyuran abu akibat letusan gunung Kelud di Kediri, Jawa Timur (14/2). TEMPO/Anang Zakaria
TEMPO.CO, Kediri - Banyak warga yang pulang ke rumah mereka di zona bahaya radius 10 kilometer dari Gunung Kelud mengundang keprihatinan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Mereka mengingatkan potensi letusan susulan Gunung Kelud masih mungkin terjadi.
Sudibyakto dari Divisi Bahaya Hidrometeorologi dan Manajemen Risiko Bencana BNPB yang juga unsur pengarah lembaga itu mengatakan banyak warga yang pulang ke rumah dan memasuki kawasan bahaya menjadi preseden buruk penanganan bencana di Kediri. "Harusnya aparat melarang mereka," ujarnya, Jumat, 14 Februari 2014.
Kenekatan warga kembali ke rumah, menurut Sudibyakto, mengundang banyak risiko keselamatan. Di antaranya adalah potensi letusan susulan yang hingga kini masih diteliti tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi dan pasir vulkanik yang memicu penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Dia mendesak Dinas Pekerjaan Umum segera membersihkan pasir dari jalan raya dan permukiman.
Sudibyakto juga membandingkan kesiapan penanganan letusan Gunung Kelud yang jauh lebih buruk dibandingkan Gunung Merapi. Ini terlihat dari adanya portal penghalang jalan bagi kendaraan yang akan masuk zona bahaya Gunung Merapi. Sementara di Kelud, seluruh akses jalan terbuka lebar dengan penjagaan petugas yang minim.
Komandan Brigade Infanteri 16 Letnan Kolonel Nefri yang bertanggung jawab atas batas desa Sugihwaras mengaku tak bisa tegas menghadapi masyarakat. Apalagi banyak warga yang mengaku berpengalaman menghadapi Kelud dan menganggap letusan Kelud sudah usai. "Kami kan tak mungkin memaksa."