TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto mengatakan tata niaga beras untuk warga miskin memang bermasalah. Menurut dia, KPK telah mengkaji tata niaga ini dan menemukan sejumlah masalah.
"Salah satu masalahnya adalah tata niaga terkait impor," ujarnya melalui pesan pendek, Kamis, 6 Februari 2014.
Menurut dia, kebijakan pemerintah tentang impor beras membuat harga beras menjadi tinggi. "Tapi, kalau pertanyaannya adalah mengarah pada indikasi perbuatan melawan hukum, saya belum tahu," kata Bambang.
Sayang, Bambang mengaku tak tahu apakah KPK telah membuka penyelidikan atas kebijakan Menteri Perdagangan tentang impor beras. "Kalau itu sudah masuk ke bagian pengaduan masyarakat, saya belum tahu, harus cek dulu," ujarnya.
Sebelumnya, Gita Wirjawan menduga sejumlah pihak mempolitisasi isu beras impor ilegal asal Vietnam karena menghubung-hubungkannya dengan pengunduran dirinya dari jabatan Menteri Perdagangan.
"Saya tidak memungkiri ada yang mempolitisasi ini dengan kemunduran saya," ujarnya di sela-sela acara ramah tamah di Kementerian Perdagangan, Selasa, 4 Februari 2014.
Pria yang mundur dari jabatan menteri untuk berfokus pada konvensi calon presiden dari Partai Demokrat itu menganggap lucu politisasi pengunduran dirinya tersebut.
"Kalau mau gelembungkan isu itu, jangan tidak berdasarkan fakta. Sebelum beras, ada masalah kedelai, bawang putih, daging sapi, saya juga masih dipolitisasi, dikaitkan dengan konvensi. Tapi itu gosip. Seperti beras ini, terbukti siapa yang paling lucu," ujar Gita.
MUHAMAD RIZKI | AYU PRIMA SANDI
Berita terkait
Koalisi Masyarakat Sipil Sodorkan 20 Nama Calon Pansel KPK ke Jokowi, Siapa Saja?
6 jam lalu
Siapa saja calon pansel KPK yang disodorkan ke Jokowi?
Baca SelengkapnyaPenyidikan Kasus Korupsi PT Taspen, KPK Periksa Rina Lauwy Mantan Istri Dirut
7 jam lalu
Mantan istri Dirut PT Taspen itu pernah diperiksa KPK sebagai saksi kasus korupsi PT Taspen pada 1 September 2022.
Baca SelengkapnyaAlasan Koalisi Usulkan 20 Nama Pansel KPK di Luar 11 Nama yang Beredar
7 jam lalu
Usulan calon pansel KPK itu berasal dari pelbagai unsur, mulai dari akademisi, praktisi, hingga pegiat antikorupsi.
Baca SelengkapnyaAnggap Putusan Sela PTUN Tak Tepat, ICW Minta Dewas KPK Hukum Nurul Ghufron Mengajukan Pengunduran Diri
9 jam lalu
ICW meminta Dewas KPK menjatuhkan hukuman kepada Nurul Ghufron berupa, "diminta untuk mengajukan pengunduran diri sebagai pimpinan.
Baca SelengkapnyaJelang Vonis Etik Nurul Ghufron, Dewas KPK Diminta Tak Takut Meski Dilaporkan ke Bareskrim
11 jam lalu
IM57+ Institute meminta Dewan Pengawas KPK tidak takut dalam menjatuhkan vonis etik terhadap Nurul Ghufron
Baca SelengkapnyaPesan Eks Penyidik ke Nurul Ghufron untuk Tidak Bikin Gaduh KPK: Kalau Tidak Salah, Ikuti Saja Prosesnya
13 jam lalu
Yudi mengatakan jika pun merasa benar, seharusnya Nurul Ghufron mengikuti rangkaian pemeriksaan dugaan pelanggaran etik di Dewas KPK.
Baca SelengkapnyaSYL Peras Anak Buah Bayar Durian Musang King, Beri Bantuan Kiai di Karawang, hingga Bayar Servis Mobil Mercy
13 jam lalu
Tidak hanya itu, ia membenarkan bahwa pernah mengeluarkan Rp 46 juta untuk Durian Musang King untuk SYL saat ditanyai oleh jaksa KPK.
Baca SelengkapnyaLHKPN Janggal Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta, KPK: Indikasi Tindak Pidana Korupsi Belum Bisa Disimpulkan
14 jam lalu
Jubir KPK mengatakan tim LHKPN telah mengkonfirmasi soal kepemilikan harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean.
Baca SelengkapnyaDuduk Perkara Dugaan Rekening Gendut Rp 60 Miliar Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta dan Perseteruan dengan Bekas Dirut PT Mitra Cipta Agro
14 jam lalu
Perseteruan eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendi Hutahaean dan eks Direktur Utama PT Mitra Cipta Agro Wijanto Tirtasana kian memanas.
Baca SelengkapnyaNurul Ghufron Minta Dewas KPK Ikuti Putusan Sela PTUN Tunda Sidang Putusan Etik
15 jam lalu
Wakil KPK Nurul Ghufron meminta Dewas menunda sidang pembacaan putusan sidang etik atas penyalahgunaan kekuasaan.
Baca Selengkapnya