Interpelasi SK Wapres Tidak Jadi Dibacakan

Reporter

Editor

Selasa, 18 Januari 2005 15:41 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Surat Interpelasi 15 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atas keluarnya Surat Keputusan Wakil Presiden tentang penanganan bencana di Aceh dan Sumatra Utara, tidak jadi dibacakan dalam rapat paripurna hari ini, Selasa (18/1). Padahal kemarin Ketua DPR Agung Laksono berjanji akan membacakannya. Wakil Ketua DPR, Soetardjo Soerjogoeritno, yang memimpin sidang itu mengaku tidak menerima surat tersebut. "Nanti saya cek lagi ke Sekretariat Jenderal (DPR)," katanya usai rapat. Salah satu pengusul interpelasi, Djoko Edy Sujipto Abdurrahman dari Fraksi Partai Amanat Nasional mengaku kecewa. "Hal ini membuktikan penggunakan hak di DPR masih sangat rendah," ujarnya. Agung sendiri mengutarakan, surat yang diterima belum sempurna. Surat hak bertanya yang diterimanya masih harus melalui mekanisme yang ditentukan DPR. Faisal Djamal, Sekretaris Jenderal DPR, mengaku terpaksa menunda pembacaan itu karena bingung. Menurutnya, ada dua surat masuk dengan isi yang sama. "Surat yang pertama judulnya hak bertanya, sedang yang kedua hak interpelasi," katanya. Surat resmi yang diterima Ketua DPR adalah yang pertama. Faisal tidak berani mengumumkan, karena berdasarkan Pasal 60 Tata Tertib DPR, hak bertanya tidak boleh diumumkan dulu sebelum disampaikan kepada Presiden. Adapun hak interpelasi, boleh diumumkan tanpa menyampaikan dulu kepada Presiden.Suliyanti

Berita terkait

Ketua DPR Tersangka, Pemerintah Antisipasi Proses Legislasi

18 Juli 2017

Ketua DPR Tersangka, Pemerintah Antisipasi Proses Legislasi

Kepala Staf Kepresidenan mengatakan pemerintah mengantisipasi dampak penetapan tersangka Ketua DPR Setya Novanto terhadap proses legislasi.

Baca Selengkapnya

Istana: Proses Hukum terhadap Setya Novanto Harus Dihormati  

18 Juli 2017

Istana: Proses Hukum terhadap Setya Novanto Harus Dihormati  

Istana Kepresidenan menyatakan menghormati proses hukum yang berjalan, termasuk penetapan tersangka Ketua DPR Setya Novanto oleh KPK.

Baca Selengkapnya

JK: Pertemuan Silaturahim untuk Bicarakan Ekonomi Berkeadilan

14 Maret 2017

JK: Pertemuan Silaturahim untuk Bicarakan Ekonomi Berkeadilan

Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan silaturahim pimpinan lembaga negara pada Selasa siang.

Baca Selengkapnya

Satu Kursi Wakil Ketua DPR Bidangi Koordinasi Kemaritiman?

9 Januari 2017

Satu Kursi Wakil Ketua DPR Bidangi Koordinasi Kemaritiman?

"Apakah nomenklatur baru atau bagaimana, dibahas nanti."

Baca Selengkapnya

Pimpinan DPR Tambah Satu, Fahri Hamzah: Tugasnya Lihat Nanti

9 Januari 2017

Pimpinan DPR Tambah Satu, Fahri Hamzah: Tugasnya Lihat Nanti

Fahri Hamzah mengatakan, DPR mengambil konsep kemitraan dengan
pemerintah.

Baca Selengkapnya

Diserang Politikus Senayan, Jusuf Kalla Sindir DPR  

24 Desember 2015

Diserang Politikus Senayan, Jusuf Kalla Sindir DPR  

Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai kinerja Dewan Perwakilan Rakyat dalam setahun belakangan ini buruk.

Baca Selengkapnya

Tantowi Yahya: Jokowi Harus Selesaikan Kegaduhan Politik

14 Agustus 2015

Tantowi Yahya: Jokowi Harus Selesaikan Kegaduhan Politik

Kegaduhan politik dianggap berimbas pada perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ini Hasil Pertemuan Jokowi dengan DPR Selama Dua Jam

6 April 2015

Ini Hasil Pertemuan Jokowi dengan DPR Selama Dua Jam

Sejumlah pimpinan dan ketua fraksi turut hadir dalam pertemuan tertutup untuk media massa di ruang Nusantara IV itu.

Baca Selengkapnya

Ini Rencana Fadli Zon Andai Dapat Tunjangan Beli Mobil

6 April 2015

Ini Rencana Fadli Zon Andai Dapat Tunjangan Beli Mobil

Fadli menilai besaran tunjangan mobil yang disepakati pemerintah dan DPR cukup realistis.

Baca Selengkapnya

"Jokowi Mestinya Berterima Kasih pada Koalisi Prabowo"

1 Desember 2014

"Jokowi Mestinya Berterima Kasih pada Koalisi Prabowo"

Apakah kisruh PPP dan Golkar adalah upaya untuk menggembosi Koalisi Prabowo?

Baca Selengkapnya