TEMPO Interaktif, Jakarta: Pihak Majelis Mujahidin Indonesia menyatakan siap menampung 10.000 anak Nanggroe Aceh Darussalam korban bencana gempa dan tsunami. "Kami telah membangun jaringan untuk menampung anak-anak tersebut," ujar Fauzan Al Anshori, Ketua Departemen Data dan Informasi MMI, ketika dihubungi di Jakarta, Jumat (14/1).Fauzan menjelaskan hal ini saat menanggapi berita adanya upaya sebuah kelompok misionaris yang berasal dari Amerika Serikat, WorldHelp, untuk mengasuh sebanyak 300 orang anak Aceh di panti asuhan Kristen di Jakarta seperti ditulis di washingtonpost.com, Kamis (13/1)).Jaringan yang dimaksud ialah lembaga-lembaga yang kompeten, misalnya lembaga-lembaga Islam sendiri, dan keluarga-keluarga yang dipilih dan siap menampung. "Sedangkan anak-anak balita akan siap ditampung di keluarga-keluarga," kata dia.Fauzan menjelaskan jika benar upaya WorldHelp tersebut dilakukan, maka hal itu dapat menimbulkan konflik di Indonesia. "Jika benar terjadi, pemerintah perlu menggugat dan mengambil kembali anak-anak tersebut. Lagipula siapa tahu jika ada keluarga mereka yang masih ada dan selamat," ujar dia. "Lagipula mereka (kelompok non-agama lainnya) juga sadar bahwa itu kontraproduktif," kata dia.Pola pengasuhan yang akan diterapkan kelompok tersebut juga akan menghambat pertumbuhan mental anak-anak tersebut. Hal itu juga melanggar aturan Islam yang tidak memperbolehkan pengasuhan anak di luar ajaran Islam. "Juga melanggar aturan pemerintah yang melarang anak-anak tersebut untuk diadopsi ke luar Aceh," kata Fauzan.Lagipula jika ada anak-anak Aceh yang non muslim, Fauzan memastikan lembaga-lembaga Islam tidak akan juga menggunakan momen bencana ini untuk meng-Islamkan mereka. "Itu dilarang agama, merayu dan membujuk orang lain untuk masuk Islam," kata dia.Ada 2 rencana yang akan dilakukan oleh MMI dan ormas-ormas Islam lainnya. "Mereka yang akan keluar dan siap ditampung di penampungan yang dijanjikan pemerintah atau kita yang akan masuk untuk mengasuh mereka," ujar dia. "Kita tinggal tunggu persetujuan dari pemerintah," lanjut dia.Menurutnya, upaya yang efektif ialah pembangunan kembali pesantren-pesantren yang rusak di Aceh. "Untuk itu, Insya Allah Kami akan mengusahakan mencarikan dananya. Lembaga-lembaga Islam masih mampu kok," kata dia.Ami Afriatni