Sejumlah warga korban bajir mencuci pakaian di pinggir jalan Wanea, Manado, Sulawesi Utara, Sabtu (18/1). ANTARA/Fiqman Sunandar
TEMPO.CO, Manado - Di setiap bencana, ada saja orang yang memancing di air keruh. Penderitaan masyarakat Manado, yang diterjang banjir bandang, Rabu 15 Januari 2014 kemarin, dimanfaatkan sejumlah orang untuk mengeruk keuntungan.
Berdasarkan pantauan Tempo, muncul pos-pos bantuan bencana palsu di ibu kota Sulawesi Utara itu. Bermodalkan kardus kosong atau toples plastik, sejumlah orang meminta bantuan kepada para pengendara. Diantaranya yang diduga abal-abal tersebut ada di Kelurahan Dendengan Dalam, Kelurahan Paal II, dan sebagian di Kecamatan Wenang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Manado Maximilian Tatahede belum mengendus keberadaan mereka. Saat dikonfirmasi Tempo, dia berjanji mengirimkan petugas ke pos-pos yang diduga abal-abal tersebut. "Kalau benar, langsung kami laporkan ke polisi," ujarnya.
Curah hujan yang tinggi membuat Sungai Mahakam menuap. Akibatnya, lima kecamatan di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu), Kalimantan Timur (Kaltim) terendam banjir.
Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut
2 hari lalu
Cerita Duka Korban Banjir Bandang di Sumbar, Cucu dan 4 Anggota Keluarga Hanyut
Banjir di Kabupaten Agam dan Tanah datar meninggal duka bagi masyarakat Sumatra Barat. 59 orang lebih dinyatakan meninggal dan ada 16 yang masih dalam pencarian.