Relawan BEM UI Bersitegang dengan Tentara Australia di Aceh
Reporter
Editor
Jumat, 7 Januari 2005 18:15 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta:Tidak hanya harus berjuang menghadapi medan yang berat untuk membantu para korban bencana Gempa dan tsunami di Aceh. Para relawan di Aceh ternyata juga harus bersaing dengan sesama relawan yang lain, seperti dilaporkan Ketua BEM UI, Gari Primananda terhadap kondisi tenaga sukarelawannya di Aceh. Menurut Gari baru-baru ini sejumlah tenaga sukarelawan dari Universitas Indonesia harus beritegang dengan tentara Australia karena berebut penyediaan air bersih bagi warga di sekitar Rumah Sakit Zaenal Abidin Banda Aceh. Menurut Gari bersitegang itu terjadi saat sejumlah mahasiswa UI berusaha memasang alat penjernih air buatan alumni Universitas Indonesia di mata air sekitar Rumah sakit tersebut. Namun pihak tentara Australia juga bermaksud memasang alat yang sama. Terakhir, pihak tentara Australia kata Gari malah menghina-hina alat buatan Indonesia. "Mereka mengatakan alat buatan Indonesia kurang bagus, dan tidak layak dipasang," kata Gari menirukan cerita relawannya di Aceh. Penghinaan itu kontan saja membuat sejumlah mahasiswa UI yang ada disana tersinggung. Hingga sempat terjadi adu mulut, "Meski tak sempat berantem fisik," katanya. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, pihak relawan dari BEM UI itu akhirnya memutuskan mengalah dan memindahkan peralatan penjernihan air berkapasitas sekitar 5000 liter perhari itu ke lokasi mata air Mata Ie, tempat sejumlah para pengungsi bertahan. Mereka memilih tidak lagi menyediakan kebutuhan air untuk rumah sakit dan warga sekitar. Mereka akan memanfaatkan alat yang menurut BEM UI, tak kalah dengan peralatan milik tentara Australia. Menurut Gari ada Indikasi tentara Australia berusaha mendominasi pemanfaatan rumah sakit terbesar. Ia juga mensinyalir ada niat tentara Australia menjadikan rumah sakit tersebut sebagai markas besarnya. Ramidi