Masyarakat adat Kampung Naga berjalan menuju TPS Kampung Naga, Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (24/2). Warga yang memiliki hak pilih dari 108 KK yang menempati 113 bangunan di Kampung Naga mencoblos pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur. TEMPO/Prima Mulia
TEMPO.CO, Tasikmalaya - Sesepuh Kampung Naga memberikan gelar warga kehormatan kepada Kepala Kepolisian Daerah Jawa Barat, Inspektur Jenderal Muhammad Iriawan, Senin 13 Januari 2014. Selain gelar warga kehormatan, Iriawan menerima baju adat Sunda atau kampret, iket kepala, tongkat atau iteuk, dan koja.
Kuncen Kampung Naga, Ade Suherlin, menjelaskan, Kapolda mendapat gelar warga kehormatan karena dia merupakan putra daerah Jawa Barat. Selain itu, penganugerahan ini terkait prestasi yang dicapainya. "Tidak sembarang kasihkan tongkat," kata Ade.
Sejumlah benda yang diberikan kepada Kapolda pun, kata dia, ada filosofisnya. Misalnya, tongkat atau iteuk. Menurut Ade, dulunya tongkat tersebut dipakai raja-raja di kerajaan yang ada di Jawa Barat. "Tongkat atau ietuk supaya panceg (patuh) terhadap aturan. Ada dalam rel, Panceg dalam penegakan hukum," ucapnya.
Iriawan, kata Ade, merupakan Kapolda Jabar ketiga yang mendapat gelar warga kehormatan Kampung Naga. Sebelumnya mantan Kapolda Jabar dan juga Kapolri, Timur Pradopo, yang mendapat gelar serupa. "Mudah-mudahan jenjang karir Pak Iriawan seperti Pak Timor (jadi Kapolri)," ujarnya.
Iriawan mengatakan, gelar itu akan dijadikannya sebagai motivasi untuk bekerja lebih baik lagi. "Jadi motivasi bagi saya," katanya.