TEMPO.CO, Tasikmalaya - Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, tentang sosial ekonomi nasional tahun 2013 menunjukkan sekitar 30-40 persen warga tidak memasak. Mereka lebih memilih membeli makanan jadi atau siap santap ketimbang pergi ke pasar membeli bahan masakan.
"Jumlah yang tidak masak cukup banyak, kalau dipersentasekan ada 30 sampai 40 persen," kata Kepala Seksi Sosial BPS Kota Tasikmalaya, Adi Kusnadi, Rabu, 8 Januari 2014. Dalam survei itu, BPS menanyakan warga masak apa, apa yang dimasak, apa yang dibeli, dan lainnya.
Alasan warga membeli masakan siap santap, menurut Adi, karena lebih praktis dan murah. Padahal masakan siap santap rentan terhadap perubahan harga dan harganya pasti lebih mahal. "Misalnya kalau punya uang Rp 20 ribu, kalau kita beli sayuran untuk dimasak bersama, cukup untuk satu keluarga. Kalau beli masakan jadi, Rp 20 ribu untuk sendiri saja," kata Adi.
Meski survei soal masakan ini belum dihitung secara rinci, Adi mengatakan, BPS mendapati pola konsumsi warga yang lebih banyak membeli makanan jadi daripada memasak sendiri di rumah.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
13 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.