Pegawai Negeri Wajib Pakai Dialek Banyumasan  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Jumat, 3 Januari 2014 17:39 WIB

Seorang wanita mengikuti Karnaval budaya Banyumasan di jalanan Kota Purwokerto dalam tajuk Banyumas Extravaganza untuk memperingati hari jadi Kabupaten Banyumas yang ke-431, (7/4). Tempo/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Purwokerto - Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Achmad Husein, mewajibkan pegawai negeri menggunakan bahasa Jawa dialek Banyumasan tiap Kamis. Pencanangan hari bahasa Banyumasan itu mulai berlaku efektif awal tahun ini. “Orang yang menggunakan bahasa Jawa dialek Banyumasan di seluruh dunia sekitar 11 juta orang,” kata Achmad, Jumat, 3 Januari 2014.

Dia menjelaskan, aturan penggunaan bahasa Banyumasan sudah dituangkan dalam Keputusan Bupati Banyumas Nomor 1867/2013 tentang Pembinaan Bahasa Jawa di Kabupaten Banyumas. Dengan aturan itu, tiap Kamis pegawai negeri diwajibkan menggunakan dialek Banyumasan, termasuk saat rapat.

Menurut Achmad, pencanangan ini dilakukan karena belakangan banyak penduduk Banyumas yang malu menggunakan dialek itu. “Mereka merasa rendah diri saat menggunakan dialek Banyumasan,” ujar Achmad. Padahal, kata dia, dialek Banyumasan merupakan kekayaan budaya bangsa yang harus dilestarikan. Dia berharap warga Banyumas dapat bangga memakai bahasa Banyumas. Penerapannya dapat dilakukan saat rapat hingga pada apel pagi.

Pencanangan juga ditandai dengan dibagikannya 1.000 pin bergambar Bawor dan hati, dengan latar belakang merah. Di antara hati terdapat kata ‘Inyong’ dan ‘Banyumas’. Achmad menjelaskan, Bawor sebagai simbol Banyumas. Sementara inyong berarti aku. Gambar hati berwarna merah menunjukkan katresnanan atau suka. Pin itu juga harus dipakai tiap Kamis.

Kepala Seksi Tradisi Sejarah Purbakala Dinas Pemuda dan Olahraga Banyumas, Carlan, mengatakan pengguna bahasa Jawa dialek Banyumasan sudah minim. Akibatnya, banyak generasi muda yang tak dapat berkomunikasi dengan bahasa asli Banyumas. “Di lingkungan dinas dan di sekolah, penggunaan dialek Banyumasan sudah sangat jarang,” ujarnya.

Dia mengatakan, penggunaan dialek Banyumasan untuk komunikasi di lingkungan keluarga juga sudah jarang dilakukan. Mereka lebih suka menggunakan bahasa Indonesia untuk berkomunikasi.

Liliek Dharmawan, warga Arcawinangun Banyumas, mengatakan anaknya sama sekali tak bisa berbahasa Banyumasan. “Biar bisa bahasa ibunya, tiap akhir pekan saya ajak anak ke desa untuk bergaul dengan anak-anak desa dan belajar bahasa Banyumasan,” katanya. Menurut Liliek, dalam komunikasi sehari-hari, anaknya lebih suka memakai bahasa Indonesia.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

50 hari lalu

Beijing Sepakati Anggaran Pemerintah Pusat dan Daerah Periode 2024

Sidang parlemen "Dua Sesi" Cina resmi ditutup dengan hasil akhir menyepakati anggaran pemerintah pusat dan daerah periode 2024, menerima laporan kerja

Baca Selengkapnya

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

26 Februari 2024

Pemda Diminta Koordinasi dengan Bulog Bantu Salurkan Beras SPHP

Penyaluran beras SPHP dimaksimalkan sebanyak 200 ribu ton per bulan untuk periode Januari-Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Arti Kemlinthi dalam Bahasa Jawa yang Viral di Sosmed dan Sinonimnya

19 Februari 2024

Arti Kemlinthi dalam Bahasa Jawa yang Viral di Sosmed dan Sinonimnya

Arti kemlinthi dalam bahasa Jawa merujuk pada sifat sombong, sok, dan merasa paling bagus. Istilah ini viral di sosial media, terutama TikTok.

Baca Selengkapnya

Pajak Hiburan 75 Persen Diatur dalam UU HKPD, Kemenkeu: untuk Kemandirian Daerah

17 Januari 2024

Pajak Hiburan 75 Persen Diatur dalam UU HKPD, Kemenkeu: untuk Kemandirian Daerah

Pajak hiburan termaktub dalam UU HKPD untuk penguatan pajak daerah, dan mendukung agar daerah bisa lebih mandiri.

Baca Selengkapnya

Warga 1 Desa Dekat Gunung Lewotobi Diminta Mengungsi, Ada Sinar Api

10 Januari 2024

Warga 1 Desa Dekat Gunung Lewotobi Diminta Mengungsi, Ada Sinar Api

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menaikkan status Gunung Lewotobi Laki-laki di NTT dari Level III atau Siaga jadi Level IV.

Baca Selengkapnya

Unesa dan KBRI Rintis Program Belajar Bahasa Jawa di Malaysia, Khusus Anak Pekerja Migran

1 Januari 2024

Unesa dan KBRI Rintis Program Belajar Bahasa Jawa di Malaysia, Khusus Anak Pekerja Migran

Sasaran program Unesa dan KBRI ini adalah anak-anak dari pekerja migran Indonesia di Malaysia, khususnya yang berasal dari pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Kepala Bapanas Minta Pemerintah Daerah Gencarkan Program Ketahanan Pangan

19 November 2023

Kepala Bapanas Minta Pemerintah Daerah Gencarkan Program Ketahanan Pangan

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi meminta seluruh pemerintah daerah menggencarkan berbagai program ketahanan pangan.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Hari Wayang Nasional Diperingati setiap 7 November

7 November 2023

Asal-usul Hari Wayang Nasional Diperingati setiap 7 November

Hari Wayang Nasional diperingati setiap tahun pada 7 November

Baca Selengkapnya

Otorita IKN Bisa Terbitkan Obligasi dan Sukuk Tahun Depan

18 September 2023

Otorita IKN Bisa Terbitkan Obligasi dan Sukuk Tahun Depan

Otorita IKN akan bisa menerbitkan surat utang alias obligasi dan sertifikat kepemilikan aset atau sukuk pada tahun depan. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya