Pembahasan Konvensi HAM Terhambat Fraksi

Reporter

Rabu, 4 Desember 2013 16:31 WIB

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Konvensi Internasional untuk Perlindungan Semua Orang dari Penghilangan Paksa oleh Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat ditunda. Penyebabnya, beberapa fraksi tidak setuju pembahasan tersebut dilanjutkan dengan alasan RUU ini perlu dibahas mendalam di internal fraksi.

Salah satu fraksi yang tidak setuju adalah Partai Hanura. Menurut anggota fraksi, Susaningtyas Nefo Handayani, masukan dari banyak pihak masih diperlukan untuk RUU tersebut. "Supaya substansi dari RUU tersebut benar-benar matang," katanya di DPR, Rabu, 4 Desember 2013.

Fraksi Partai Gerindra berpendapat sama. Menurut Ahmad Muzani, pembahasan internal harus matang terlebih dahulu. Sebab, RUU ini akan melengkapi hukum nasional yang sudah ada. "Tidak boleh main-main," ujar pria yang juga Sekretaris Jenderal Partai Gerindra itu.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan, ratifikasi konvensi ini akan berimplikasi pada kewajiban tambahan yang harus dilakukan pemerintah. Harmonisasi hukum nasional, terutama yang berkaitan dengan jaminan hukum perlindungan bagi setiap orang dari ancaman penghilangan paksa, diharapkan akan berjalan baik.

"Dengan ratifikasi, akan ada saksi tegas untuk bentuk kejahatan tersebut. "Tingkat kedaluwarsa suatu kasus penghilangan paksa pun dapat diperpanjang," ujarnya. Pengesahan RUU ini, ia menambahkan, juga menjadi perwujudan komitmen perlindungan HAM di Indonesia.

"Keputusan ratifikasi konvensi ini bentuk tanggung jawab pemerintah," ujar dia. Namun, bertentangan dengan pendapat anggota Dewan, Marty mengatakan substansi RUU sudah disetujui anggota Dewan. Ia bahkan mengatakan, kesamaan pandangan antara pemerintah dan Dewan akan memudahkan pembahasan.

Kesamaan pandangan itu, kata Marty, menunjukkan komitmen untuk menghormati nilai-nilai hak asasi manusia di Indonesia. Walaupun pembahasan ini akan memakan waktu yang panjang dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di Tanah Air. "Jadi, tidak masalah jika para anggota Dewan ingin membahas RUU ini secara mendalam di internal," ucap dia.

AMRI MAHBUB

Berita Lain:
Sandra Dewi dan Orang Terkaya ke-125, Ada Apa?
Tiga Jejak Cikeas di Hambalang
Ini Daftar Penerima Duit Hambalang dari Nazaruddin
Bu Pur Panggil Kapolri 'Dik Tarman'
Negara Mana Paling Korup Sedunia?
Sepupu SBY Sebut Sudi Silalahi di Sidang Hambalang
Lobi Proyek Hambalang Disebut Lewat Jalur Anas
Ayu: Kasus Sitok Berlawanan dengan Isu Perempuan Salihara




HAM

Berita terkait

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

7 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

12 hari lalu

Israel Diduga Menghalang-halangi Investigasi Pelanggaran HAM dalam Serangan 7 Oktober

Komisi penyelidikan independen terhadap pelanggaran HAM di Israel dan Palestina menuding Israel menghalangi penyelidikan terhadap serangan 7 Oktober oleh Hamas.

Baca Selengkapnya

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

39 hari lalu

MK Serukan Dukungan untuk Palestina di Forum Dunia

MK RI menyerukan dukungan untuk Palestina dalam forum pertemuan Biro World Conference on Constitutional Justice atau WCCJ ke-21 di Venice, Italia.

Baca Selengkapnya

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

44 hari lalu

Anggota Komite HAM PBB Tanya soal Dugaan Intervensi Jokowi di Pilpres 2024: Apakah Sudah Diinvestigasi?

Anggota Komite HAM PBB Bacre Waly Ndiaye mempertanyakan dugaan intervensi Jokowi di Pilpres 2024 dalam sidang di Jenewa, Swiss.

Baca Selengkapnya

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

45 hari lalu

KontraS Kritik Respons Pemerintah Soal Pemilu dan HAM di ICCPR Jenewa

KontraS menyayangkan respons delegasi Indonesia terhadap berbagai kritik dan pertanyaan dari ICCPR.

Baca Selengkapnya

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

50 hari lalu

International Women's Day, Perempuan Indonesia Bicara Carut-Marut Rezim Jokowi: Tuntut Penegakan Demokrasi

Aliansi Perempuan Indonesia menuntut penegakan demokrasi dan supremasi hukum

Baca Selengkapnya

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

52 hari lalu

Kini Siap Kerja Sama, Mengapa AS Dulu Mencekal Prabowo?

Prabowo Subianto punya hubungan kurang harmonis dengan Amerika Serikat (AS). Dia pernah masuk dalam daftar hitam selama 20 tahun.

Baca Selengkapnya

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

59 hari lalu

Andri Alapas Terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru 2024-2028, Ketua YLBHI: Persoalan Demokrasi Tantangan ke Depan

Andri Alapas terpilih sebagai Direktur LBH Pekanbaru Periode 2024-2028 pada Kamis, 29 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

25 Februari 2024

Sederet Intimidasi terhadap Mereka yang Gaungkan Pemakzulan Jokowi

Bagaimana intimidasi dan kekerasan terjadi kepada para pihak yang menggaungkan pemakzulan presiden.

Baca Selengkapnya

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

22 Februari 2024

Alasan KY Perpanjang Masa Pendaftaran Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM di MA

KY telah menerima 120 pendaftar konfirmasi untuk calon hakim agung.

Baca Selengkapnya