Seorang petugas Dinkes memeriksa pasien penderita Kaki Gajah di Posko Kesehatan Kec. Pamulang Tangerang, Banten, Selasa (17/11). Beberapa hari lalu terdapat korban jiwa akibat memininum obat anti kaki gajah di Soreang Kab Bandung.TEMPO/Tri Handiyatno
TEMPO.CO, Subang - Sebanyak 236 dari total 253 desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Subang, Jawa Barat, dinyatakan sebagai daerah endemis penyebaran penyakit filariasis atau kaki gajah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Budi Subiantoro, Rabu, 27 November 2013, mengatakan desa-desa yang paling banyak terserang penyakit kaki gajah berada di kawasan Pantai Utara (Pantura). "Karena mobilitas masyarakat pantura itu tinggi dan identik dengan kekumuhan," kata Budi.
Ia menyebutkan, jumlah penderita penyakit kaki gajah akut sampai sekarang tercatat 28 orang dan yang sudah terjangkit tapi masih bisa disembuhkan jumlahnya puluhan ribu orang.
Kasus kaki gajah kali pertama menyerang Subang terjadi tahun 2000 di Pantura Kecamatan Pusakanagara. Saat ini populasi serangan kaki gajah sudah mencapai 1,4 persen penduduk Subang yang berjumlah 1,3 juta lebih.
Untuk mengantisipasi makin merebaknya dan maraknya penjangkitan kaki gajah, Dinas Kesehatan Kabupaten Subang terus melakukan pengobatan massal filariasis di seluruh desa endemis. Target sasaran pengobatan gratis kaki gajah itu mencapai 1.237.603 orang.
Berdasarkan pemantauan Tempo, pengobatan gratis penyakit kaki gajah dilakukan petang hingga malam hari, seperti yang terekam di Desa Dawuan Kaler.
Antusiasme warga mulai dari bocah berusia dua tahun hingga orang tua lanjut usia untuk berobat gratis cukup tinggi. Anak-anak diberi obat jenis sirup dan yang dewasa pil dan kapsul.
"Ini pengobatan gratis yang keempat kalinya," ujar Kepala Puskesmas Kecamatan Dawuan, Mulyadi. Pasca pengobatan gratis, tak ada lagi keluhan warga soal kaki gajah. Hanya saja, ia menyebutkan dua warga Desa Dawuan Kidul dan Jambe Laer sudah terjangkit filariasis akut.