Petugas keamanan Kedutaan Besar (Kedubes) Australia berjaga di atas jembatan penyebrangan orang (JPO) di depan Kedubes Australia, Jakarta (21/11). Pengaman berlebihan ini terkait rencana demo sejumlah elemen massa menuntut permintaan maaf resmi pemerintah Australia karena aksi penyadapan terhadap sejumlah petinggi negara Republik Indonesia. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Denpasar - Setelah merenggangnya hubungan Indonesia dan Australia akibat isu penyadapan, pengamanan terhadap seluruh gedung kedutaan Australia di Indonesia, termasuk gedung konsulat jenderal di Bali, ditingkatkan.
Namun, hingga saat ini, kepolisian Bali belum melakukan penambahan personel kemanan. Hanya, peningkatan kualitas penjagaan, seperti lamanya berjaga, terus diupayakan. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Humas Polda Bali, AKBP Haryadi, kepada Tempo, Sabtu, 23 November 2013.
"Personel pengamanan masih seperti biasa, belum ada penambahan. Hanya ada peningkatan kualitas keamanan," kata Haryadi.
Secara umum, pihaknya juga melakukan pengamanan terhadap wisatawan yang datang ke Bali. Tapi tidak ada pengamanan khusus terhadap wisatawan asal Australia. Sebab, di lapangan, mereka mengaku kesulitan untuk mengenali asal wisatawan tersebut.
Pihaknya pun menjamin keamanan setiap wisatawan yang datang ke Bali. "Secara umum, kami melakukan pengamanan wisatawan di Bali," ujarnya. Pengamanan ekstra itu akan dilakukan hingga kondisi kembali kondusif.
Terungkapnya aksi penyadapan yang dilakukan pemerintah Australia terhadap Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara Ani Yudhoyono menyebabkan ketegangan antar-kedua negara. Sejumlah aksi demonstrasi terhadap kedutaan Australia di Jakarta pun dilakukan oleh beberapa elemen masyarakat.