IDI Jatim Tolak Aksi Mogok untuk Dokter Ayu  

Reporter

Selasa, 19 November 2013 18:43 WIB

Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Graha IDI, Panakkukang, Makassar, Sabtu (17/11). TEMPO/Muliady

TEMPO.CO, Surabaya - Ketua Ikatan Dokter Indonesia Provinsi Jawa Timur, Poernomo Budi, mengatakan lembaganya tidak menginstruksikan para dokter di Jawa Timur untuk menggelar aksi mogok praktek sebagai bentuk solidaritas kepada dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani. Alasannya, IDI Jatim tidak ingin kasus dokter Ayu mengganggu pelayanan medis di Jawa Timur.

Secara organisasi dan profesi, Budi menyatakan dukungan moral kepada dokter Ayu. "Enggak harus mogok. IDI Jatim mendukung secara moral, mendoakan dan menyatakan tindakan medis dokter Ayu sudah benar," kata Poernomo Budi kepada Tempo, Selasa, 19 November 2013.

Bila kasus dokter Ayu terjadi di Jawa Timur, kata Budi, IDI Jatim biasanya melakukan pendampingan, baik secara hukum, moral, maupun fisik. Pendampingan ini dilakukan setelah melihat catatan tindakan medis, apakah sesuai prosedur atau belum.

Budi menyeru aparat hukum agar segera melepaskan dokter Ayu. Sebab, tindakan medis seorang dokter tidak bisa serta-merta dinilai oleh aparat hukum. "Kecuali dokter Ayu melakukan aborsi, itu lain lagi. Ini kan niatnya menolong orang melahirkan, tapi di luar dugaan si pasien meninggal," ucapnya.

Lantaran tindakan medis dokter Ayu sesuai prosedur dan berkaitan dengan etika kedokteran, maka hanya bisa dinilai oleh Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia. Ia menegaskan, IDI tidak berwenang menilai dan memberi sanksi kepada dokter. Menurut dia, kepolisian, kejaksaan dan Mahkamah Agung tidak berhak menjatuhkan vonis penjara bagi dokter Ayu.

Budi cemas, apabila kasus gagalnya seorang dokter dalam menangani tindakan medis dianggap melanggar hukum, maka kelak akan muncul preseden buruk. Alasannya, dokter dan masyarakat akan saling tidak percaya. Menurut dia, ini menjadi dampak buruk jangka panjang dalam kaitan dengan pelayanan kesehatan profesi kedokteran. "Masyarakat tidak percaya dengan dokter lagi. Dokter juga begitu, enggan melakukan tindakan emergency," ucap Budi.

Dokter Dewa Ayu Sasiary Prawan dinyatakan bersalah setelah membantu proses perasalinan ibu hamil. Saat persalinan, keluar darah hitam yang menandakan si ibu kekurangan oksigen dan diketahui telah mengejang. Si ibu, Fransiska Makatey, 26 tahun, merupakan pasien rujukan dari puskesmas. Tim dokter berhasil mengeluarkan bayi perempuan dengan berat 4,1 kilogram. Sayangnya, kondisi Fransiska memburuk sebelum kemudian dia meninggal.

DIANANTA P. SUMEDI

Berita terkait

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

15 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

44 hari lalu

Peneliti UI Ungkap Tantangan Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Bidang Kedokteran

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.

Baca Selengkapnya

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

49 hari lalu

Mengenang Perjuangan Tenaga Medis Saat Pagebluk Pandemi Covid-19

Setidaknya ada 731 tenaga medis meninggal saat bertugas pandemi Covid-19, sekitar 4 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

59 hari lalu

IDI Ingatkan Potensi Kenaikan Kasus DBD di Musim Pancaroba

PB IDI mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap DBD di musim pancaroba seperti sekarang.

Baca Selengkapnya

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

59 hari lalu

IDI Peringatkan Potensi Peningkatan Demam Berdarah Hingga Juni

IDI peringatkan potensi peningkatan kasus demam berdarah hingga di musim pancaroba

Baca Selengkapnya

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

1 Maret 2024

Masih Mogok Kerja, Polisi Korea Selatan Gerebek Kantor Ikatan Dokter

Polisi Korea Selatan menggerebek kantor ikatan dokter karena mogok kerja masih berlangsung.

Baca Selengkapnya

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

23 Februari 2024

Pemerataan Dokter Spesialis Bisa Dimulai dari Dukungan Pemerintah Daerah

Ketua IDI Mohammad Adib Khumaidi mengatakan, pemerintah daerah berperan untuk pemerataan dokter spesialis

Baca Selengkapnya

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

20 Februari 2024

Cerita Teman Anggi si Pembajak Shopee Mau Pinjamkan Rekening Banknya untuk Penipuan

Kepada hakim, ALI tak menyangka temannya, Anggi, akan membajak paket Shopee dan menggunakan akun banknya untuk penipuan lantaran mahasiswi kedokteran.

Baca Selengkapnya

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

19 Februari 2024

Kisah Marie Thomas Melawan Diskriminasi hingga Jadi Dokter Perempuan Pertama di Hindia Belanda

Marie Thomas dikenal sebagai dokter perempuan pertama. Ia melalui diskriminasi saat sekolah kedokteran

Baca Selengkapnya