Tak Mampu Bayar, Warga Miskin Ditahan RS Sardjito  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 18 November 2013 19:18 WIB

Aksi unjuk rasa diskriminasi pelayanan rumah sakit terhadap pasien miskin pemegang jamkesmas. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Yogyakarta - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Yogyakarta, dituding menahan pasien miskin karena tak mampu membayar tagihan. Sejak Jumat, 15 November 2013, Edi Budi Santoso, 17 tahun, yang dirawat di bangsal Cendana III dilarang pulang sebelum membayar minimal 60 persen dari seluruh biaya perawatan.

Pemuda putus sekolah asal Dusun Gerotan, Desa Ketundan, Kecamatan Pakis, Magelang, Jawa Tengah, ini dirawat sejak 25 Oktober 2013 setelah mengalami kecelakaan tunggal. Budi terjatuh dari motornya di Tempel, Sleman, Yogyakarta, ketika berangkat berjualan sayuran saat subuh. Dia tak sadarkan diri beberapa hari karena cedera di kepala.

Kakaknya, Pomo Al-Maksum, melaporkan penahanan adiknya di rumah sakit itu ke Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan DIY, Senin, 18 November 2013. "Seharusnya, Jumat lalu (15 November 2013) adik saya sudah keluar, tapi ditahan," kata Pomo. Dia mengeluh RSUP Dr Sardjito tak menawarkan jalan keluar lain untuk melunasi biaya perawatan Rp 24.345.000.

Pomo menunjukkan bukti tagihan itu yang juga memuat bukti pembayaran Rp 1 juta. "Menurut petugas di bagian keuangan, adik saya bisa keluar asal bayar 60 persen dari biaya tagihan," kata Pomo. Dia mengaku sudah membawa bukti surat keterangan tak mampu dari kelurahan dan kecamatan. “Tapi tak ada pengaruhnya."

Keluarganya memang tak masuk dalam daftar penerima Jamina Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). "Jamkesda juga tidak," ujar Pomo, yang juga penjual sayur keliling itu. Setelah dia mengurus adiknya masuk Jamkesda Magelang, ternyata kecelakaan lalu lintas tak termasuk yang dibiayai. "Kata polisi, kecelakaan tunggal tak menerima Jasa Raharja."

Pelaksana tugas Kepala ORI Perwakilan DIY, Budhi Masturi, mengkritik sikap manajemen RSUP Dr Sardjito karena tak memberi tawaran alternatif pelunasan biaya perawatan pasien miskin. Menurut dia, pasien bisa minta bantuan ke Dinas Sosial. "Seharusnya, rumah sakit mensosialisasikan ini sejak awal," kata dia.

Selain itu, RSUP Dr Sardjito punya sistem pemutihan tunggakan pasien miskin, hasil kerja sama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta. "Tunggakan sementara bisa diklaimkan ke KPKNL," kata dia. Pemutihan tunggakan pasien miskin itu akan dipantau KPKNL secara periodik selama dua tahun. Tiap dua tahun, KPKNL akan memeriksa aset pasien. "Apabila memang tak mampu setelah dipantau, bisa ada pemutihan permanen."

Manajemen RSUP Dr Sardjito belum bisa dikonfirmasi. Telepon kantor rumah sakit ini tak diangkat ketika dihubungi, sementara telepon genggam Humas RSUP Dr Sardjito, Trisno Heru Nugroho, tak aktif.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

16 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

21 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

2 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

3 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

9 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

10 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

10 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

15 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

Cerita dari Kampung Arab Kini

15 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

19 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya